Abstract :
Kamar operasi merupakan ruangan khusus dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada pasien. Perawat yang bertugas di ruang operasi dituntut untuk
memiliki pengetahuan, kemampuan dan konsentrasi yang tinggi dalam semua aspek
perawatan perioperative. Stressor tinggi bisa terjadi dalam upaya penyelamatan
pasien, mengerjakan rutinitas, ruang kerja yang sumpek, jumlah pasien yang
banyak, dan harus bertindak cepat dalam menangani kebutuhan pasien. Akumulasi
dari kelelahan kerja yang tidak ditangani dengan segera dapat berdampak terhadap
kepuasan kerja dari perawat hingga penurunan produktivitas. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami terjadinya burnout perawat di Instalasi Bedah Sentral
dan Anestesi RSUD Bali Mandara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
yang berparadigma interprediktif dengan pendekatan fenomenologi. Data
dikumpulan dengan menggunakan indefth interview, studi dokumen dan lembar
observasi. Data wawancara dianalisis dengan metode spreadly. Hasil analisis
menunjukkan Burnout yang dimiliki perawat IBSA diakibatkan oleh adanya
tuntutan pekerjaan yang didasari oleh tidak ada jeda istirahat, durante operasi
panjang, serta penghargaan dan pekerjaan masih kurang sesuai. Burnout dapat
memunculkan rasa lelah yang dalam penelitian ini disampaikan sebagai lelah fisik
dan lelah psikologis. Manajemen di RSUD Bali Mandara diharapkan dapat
membuat atau mengkaji standar jumlah pasien yang dilayani pada setiap sift jaga
perawat.