DETAIL DOCUMENT
Sakit dan Penderitaan Para Pasien di RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere dalam Terang Surat Apostolik Salvifici Doloris (Penderitaan yang Menyelamatkan)
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
LOLAN, Bonefonsius Boli
Subject
262 Eklesiologi 
Datestamp
2022-11-25 00:39:39 
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meninjau sejauh mana pemahaman dan pemaknaan pasien atas sakit dan penderitaan yang dialami, dan (2) merumuskan sebuah kemungkinan teologi kontekstual yang sepadan dengan situasi di RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui observasi, wawancara dan juga studi kepustakaan. Objek yang diteliti adalah surat apostolik Salvifici Doloris dari Paus Yohanes Paulus II dan para pasien di RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere. Wujud data dalam penelitian ini berupa (1) intisari teologis yang termuat dalam Salvifici Doloris dan, (2) makna sakit dan penderitaan yang terungkap dalam pertemuan dengan pasien dan keluarga pasien, baik berupa ekspresi, frasa, ungkapan dan gestur. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah pengalaman sakit dan penderitaan para pasien di RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere dan Surat Apostolik Salvifici Doloris. Sumber data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan baik berupa buku, artikel, ensiklopedi, dokumen dan beberapa sumber dari internet yang relevan dengan tema yang diangkat dalam tulisan ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi (1) metode observasi langsung kondisi pasien di bangsal perawatan, (2) wawancara informal yang tidak terikat pada rumusan pertanyaan baku namun berkembang selaras dengan penggalian informasi, dan (3) analisis atas surat apostolik Salvifici Doloris. Dalam proses pengumpulan data, sampel diambil secara random dari berbagai bangsal di RSUD dr. T. C. Hiller dengan pendekatan berbasis kehadiran (kujungan orang sakit). Selama kunjungan ini, sampel diobservasi dan segala ungkapan dan percakapan yang muncul selama komunikasi bersama pasien dicatat. Selanjutnya, hasil observasi dan wawancara informal ini ditelaah maksud dan makna yang tersirat di dalamnya dan kemudian dianalisis lebih jauh lagi dalam terang Salvifici Doloris. Kesimpulan yang ditarik dari analisis ini menjadi kemungkinan konstruksi sebuah teologi yang sadar dengan konteks RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa makna sakit dan penderitaan yang diangkat oleh para pasien di RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere tidak terlepas dari konteks budaya, ekonomi dan sosial di mana pasien tinggal. Selain itu, para pasien juga secara tidak langsung merasa bahwa sakit dan penderitaan yang dialami tidak saja berkaitan dengan kondisi fisik belaka namun juga menyinggung pasien secara mental dan spiritual. Dapat ditegaskan bahwa dampak mental dan spiritual yang dirasakan pasien justru jauh lebih besar ketimbang efek dari kondisi fisik pasien. Berikutnya, dari hasil analisis atas Salvifici Doloris, disimpulkan bahwa (1) sakit dan penderitaan memiliki makna positif sejauh sakit dan penderitaan dipahami dalam kacamata iman di mana makna penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus ditempatkan sebagai sentral, (2) sakit dan penderitaan memiliki karakteristik, pertama, adikodrati karena berakar pada kuat kasih Allah yang menyelamatkan sekaligus mengungkapkan kuasa penebusan dan kedua, manusiawi karena berakar pada pengalaman personal manusia, dan (3) sakit dan penderitaan harus ditanggapi secara subjektif di mana pertama, sebagai subjek penderita, sakit dan penderitaan dipahami dalam kerangka salib dan penebusan Kristus yang mana mengungkapkan misteri Ilahi penebusan dan penyelamatan yang dihadirkan Kristus. Kedua, sebagai subjek yang berhadapan dengan sakit dan penderitaan sesama, keteladanan Orang Samaria yang baik hati dalam kisah Injil menjadi sesuatu yang urgen untuk dihidupi sebagai bentuk kepekaan dan upaya untuk menghadirkan kasih Allah secara nyata bagi sesama yang menderita. Dengan ini, kemungkinan sebuah teologi yang sadar dengan konteks RSUD dr. T. C. Hillers, Maumere dapat dikonstruksikan seturut metode transandental, melalui (1) mengubah cara pandang terhadap pasien sebagai pribadi dengan melihat orang sakit sebagai Kristus, (2) menjadi Kristus bagi pasien melalui kehadiran, dan (3) memberikan diri seutuhnya kepada pasien. Pemberian diri secara utuh ini dapat diwujudkan melalui pertama, mendapatkan kepercayaan dari pasien melalui perkenalan yang hangat. Kedua, menjadi pendengar yang baik bagi pasien. Ketiga, menyentuh pasien secara fisik dan spiritual. (4) Penenkanan pada makna penderitaan sebagai keselamatan melalui kasih. Kasih yang ditunjukkan di sini bukanlah dalam bentuk wejangan atau saran-saran spiritual namun melalui tindakan yang selaras dengan pembacaan atas konteks pasien di mana gestur, ekspresi wajah, sikap dan tingkah laku menjadi sarana yang ampuh untuk mewartakan kasih Allah yang menyelamatkan. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO