Dialog Antara Filipus Dan Sida-Sida
Dalam Kisah Para Rasul 8:26-40 Sebagai Inspirasi
Bagi Gereja Katolik Dalam Membangun Dialognya Dengan Agama-Agama Lain
Total View This Week0
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
MERE, Servus Agustinus
Subject
200 Agama
Datestamp
2022-12-15 03:51:42
Abstract :
Metode yang dipakai dalam penulisan tesis adalah penelitian kepustakaan. Dalam eksegese, penulis menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari kajian terhadap tafsiran-tafsiran dan komentar oleh para penulis terdahulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik non interaktif yang meliputi analisis reflektif terhadap dokumen dan arsip. Di dalam Kisah Para Rasul 8:26-40 termuat beberapa pesan inspiratif yakni, (1) tugas perutusan Gereja di tengah dunia berawal dari inisiatif Allah. (2) Tugas perutusan Gereja Katolik merupakan sebuah tugas perutusan yang melintas batas dan menunjukkan sisi Allah yang membebaskan. (3) Gereja sebagai tanda kehadiran Allah terus didorong untuk menjadi sarana yang menyelamatkan dan menciptakan kebaikan bersama. (4) Filipus yang berani melintas batas menginspirasi Gereja untuk terus melaksanakan karya pewartaan dan menyadarkan Gereja bahwa Gereja memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan bersama di tengah keberagaman. (5) Sabda Allah menjadi pengantara sekaligus mendorong Filipus dan sida-sida untuk duduk berdampingan dalam sebuah kereta. (6) Sida-sida membaca teks Kitab Nabi Yesaya tanpa mengerti. Hal ini memberikan inspirasi bahwa Roh Allah juga hadir dan berkarya dalam diri sesama dari suku bangsa dan beragama lain. (7) Perjumpaan antara Filipus dan sida-sida memberikan pesan penting tentang pengakuan akan keberbedaan. Hal ini menginspirasi Gereja untuk secara terbuka mengakui keberbedaan di tengah dunia dan membangun dialog yang setara. Berada di tengah dunia dengan beragam keyakinan dan kepercayaan, Gereja terus didorong untuk membangun jembatan. Membangun dialog dengan agama lain merupakan bagian dari usaha Gereja membangun jembatan untuk menciptakan kebaikan bersama.
Metode yang dipakai dalam penulisan tesis adalah penelitian kepustakaan. Dalam eksegese, penulis menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari kajian terhadap tafsiran-tafsiran dan komentar oleh para penulis terdahulu. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik non interaktif yang meliputi analisis reflektif terhadap dokumen dan arsip. Di dalam Kisah Para Rasul 8:26-40 termuat beberapa pesan inspiratif yakni, (1) tugas perutusan Gereja di tengah dunia berawal dari inisiatif Allah. (2) Tugas perutusan Gereja Katolik merupakan sebuah tugas perutusan yang melintas batas dan menunjukkan sisi Allah yang membebaskan. (3) Gereja sebagai tanda kehadiran Allah terus didorong untuk menjadi sarana yang menyelamatkan dan menciptakan kebaikan bersama. (4) Filipus yang berani melintas batas menginspirasi Gereja untuk terus melaksanakan karya pewartaan dan menyadarkan Gereja bahwa Gereja memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan bersama di tengah keberagaman. (5) Sabda Allah menjadi pengantara sekaligus mendorong Filipus dan sida-sida untuk duduk berdampingan dalam sebuah kereta. (6) Sida-sida membaca teks Kitab Nabi Yesaya tanpa mengerti. Hal ini memberikan inspirasi bahwa Roh Allah juga hadir dan berkarya dalam diri sesama dari suku bangsa dan beragama lain. (7) Perjumpaan antara Filipus dan sida-sida memberikan pesan penting tentang pengakuan akan keberbedaan. Hal ini menginspirasi Gereja untuk secara terbuka mengakui keberbedaan di tengah dunia dan membangun dialog yang setara. Berada di tengah dunia dengan beragam keyakinan dan kepercayaan, Gereja terus didorong untuk membangun jembatan. Membangun dialog dengan agama lain merupakan bagian dari usaha Gereja membangun jembatan untuk menciptakan kebaikan bersama.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
