Abstract :
Spinal anestesi adalah suatu tindakan yang diberikan dengan cara menyuntikan obat anestesi lokal kedalam ruang
subarachnoid dan mencegah permulaan konduksi rangsang syaraf dengan menghambat aliran ion dengan meningkatkan ambang
eksitasi elektron, sehingga proses perambatan rangsang syaraf diperlambat, menurunkan potensi aksi dan menghambat depolaritas
(Latief, 2016). Tindakan spinal anestesi dapat menimbulkan gejala nyeri, mual, dan muntah yang sering terjadi pada 80% pasien
setelah tindakan anestesi dan pembedahan. Relaksasi napas dalam menjadi salah satu manajemen non farmakologis untuk
mengurangi mual muntah selain terapi music, distraksi, dan akupresur (Bulechek, Dochterman, & Wagner, 2018). Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik relaksasi napas dalam terhadap berkurangnya rasa mua
muntah pada pasien dengan pasca anestesi spinal di ruang pemulihan (Recovery Room) RS Annisa Bogor.
Penelitian ini penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pre eksperimental dengan desain
penelitian one group prepost-test. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan pasca pembiusan anestesi spinal yang
mengeluh mual muntah di Ruang Pemulihan (Recovery Room) dengan sampel penelitian sebanyak 31 responden. Instrumen
penelitian dengan menggunakan lembar observasi RINVR (Rhadex index Of Nausea, Vomiting, and Retching). Data yang
dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Berdasarkan ouput dari Uji Wilcoxon ?Test Statistics? , diketahui nilai Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,000 d 0,05
Jadi kesimpulannya ada hubungan terknik relaksasi napas dalam dengan mual muntah pada pasien anestesi spinal di ruang
pemulihan RS Annisa Bogor.
Kesimpulan berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
skor mual muntah sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi napas pada pasien dengan pasca anestesi spinal di ruang
pemulihan (recovery room) di Rumah Sakit Annisa Bogor Tahun 2021. Disarankan kepada Rumah Sakit Annisa Citeureup Bogor
dapat membuat SPO untuk Data Rumah Sakit tentang penerapan teknik relaksasi napas dalam terhadap berkurangnya rasa mua
muntah ini, sehingga dapat mewujudkan rasa nyaman pada pasien dan pelayanan keperawatan menjadi baik. Disarankan kepada
tenaga keperawatan, ketika menemukan pasien yang mengeluh mual muntah, maka dapat diberikan intervensi dan implementas
untuk teknik relaksasi napas dalam, hal ini menjadi bentuk nyata bahwa perawat berperan sebagai educator. Dan disarankan kepada
peneliti yang akan datang agar dalam proses penelitiannya untuk Fokuskan waktu khusus penelitian di ruang pemulihan recovery
room, dalam artian posisikan pada saat ini berdinas sebagai perawat khusus kamar pemulihan (recovery room).
Penulis berharap para peneliti dapat meneruskan penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan yang lebih luas.