Abstract :
Pendahuluan : Dismenore dapat dikurangi baik secara farmakologis maupun non farmakologis. Secara farmakologi yakni dengan obat golongan Nonsteroidal AntiInflamatory Drugs (NSAID) seperti Ibuprofen, Naproxen, Disclofenac, Hidrocodone dan Acetaminofene, tetapi obat-obatan tersebut menyebabkan ketergantungan dan memiliki kontraindikasi (Andria et al., 2016) dan terapi non farmakologi yang bisa digunakan yaitu dengan pengobatan herbal, tehnik relaksasi, yoga kompres hangat dan terapi massage. Terapi massage yang dapat digunakan yaitu dengan massage effleurage. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping seperti obat-obatan karena terapi non farmakologis menggunakan proses fisiologis (Zuraida & Aslim, 2020).
Metode Penelitian : metode yang digunakan adalah metode pre eksperimen. Analisa yang digunakan
pretest dan post test. Penelitian ini menggunakan data primer dari wawancara dan pengisian kuesioner. Hasil dan Pembahasan : sebanyak 25 responden yang sesuai karakteristik responden, 12 orang (48%) berumur 11 tahun, 10 orang (40 %) berumur 12 tahun, 3 orang (12%) berumur 13 tahun. Adanya hubungan antara massage Effleurage dengan tingkat nyeri haid. Adanya hubungan sebelum diberikan therapi massage effleurage ( p value = 0.005) dan setelah diberikan therapy massage effleurage ( p value
= 0.009 ).
Kesimpulan dan saran : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dilakukannya massage effleurage tingkat nyeri dismenore pada remaja putri mengalami penurunan. Dilihat dari signifikasi terdapat pengaruh massage effleurage terhadap penurunan nyeri dismenore pada remaja putri. Pemberian massage
effleurage dapat menyebabkan berkurangnya hipoksia pada jaringan, hal tersebut dikarenakan kadar
oksigen dijaringan meningkat sehingga menyebabkan nyeri berkurang. Selama pijatan, senyawa endorphin akan dikeluarkan oleh tubuh sebagai Pereda nyeri alami tubuh dan menciptakan rasa nyaman.