Abstract :
Latar Belakang: Masa pertumbuhan bayi berusia 7-12 bulan membutuhkan
asupan gizi tidak hanya cukup dengan ASI saja, karena produksi ASI pada saat itu
semakin berkurang sedangkan kebutuhan bayi semakin meningkat seiring
bertambahnya umur dan berat badan, oleh karena itu bayi harus mendapat makanan
pendamping selain ASI (MP-ASI) untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang
terkandung dalam ASI. Menurut WHO pemberian MP-ASI harus sesuai dengan
waktu pemberian yang tepat, memadai, aman untuk dikonsumsi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pemberian MP-ASI adalah usia pemberian MP-ASI, jenis
MP-ASI, dan frekuensi dalam pemberian MP-ASI.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pendekatan deskriptif noneksperimen
dengan desain penelitian ini adalah cross sectional. Subjek penelitian ditarik dari populasi dengan cara purposive sampling. Besar sampel 64 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel independen penelitian adalah karakteristik ibu (usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga) dan pola pemberian MP-ASI (jenis pemberian dan frekuensi pemberian), sedangkan variabel dependen adalah status gizi. Jenis data yang digunakana kuantitatif. Pengumpulan
data primer dilakukan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan uji statistic chi-square.
Hasil: Terdapat hubungan antara frekuensi pemberian MP-ASI dengan
status gizi bayi (P < 0,05). Tidak terdapat hubungan antara pola pemberian MP-ASI
dan Jenis MP-ASI dengan Status gizi bayi (P > 0,05). Tidak terdapat hubungan
antara karakteristik ibu dengan status gizi bayi (P > 0,05).
Kesinpulan dan Saran : Terdapat hubungan antara frekuensi pemberian MPASI
dengan status gizi bayi. Diharapkan dapat terus memberikan penyuluhan
kesehatan dan memberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya pola
pemberian MP-ASI yang tepat dan sesuai dengan usia bayi.