Abstract :
ABSTRAK
Pada hakikatnya tujuan pendidikan seni adalah untuk memberikan
keseimbangan emosional, rasional atau intelektual dan sekaligus
sensibilitas motorik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan
saat ini, pada umumnya lebih menekankan kepada metode
reproduksi atau imitasi, dan mengesampingkan ruang kreativitas dan
potensi lingkungan. Kabupaten Pacitan mempunyai potensi alam
yang kaya, bukan hanya keindahan alamnya saja, akan tetapi juga
jejak sejarah evolusi manusia yang terkandung di dalamnya. Potensi
ini sangat menginspirasi dan memberikan ide untuk kemudian
diwujudkan ke dalam sebuah model pendidikan yang menyadarkan
anak-anak tentang hal ini. Pendidikan yang menempatkan fenomena
lingkungan alam sebagai orientasi utama. Seni dijadikan sebagai
wahana. Materinya adalah latihan ketubuhan di lingkungan alam
Pacitan. Hasil yang ingin dicapai adalah keseimbangan input
emosional anak dari cerita takhayul dan mitos, dengan input
intelektualitas dari data dan fakta tentang sejarah manusia purba,
serta input motoric sense atau kepekaan ketubuhan yang berelasi
dengan lingkungan alam Pacitan. Model pendidikan seni ini juga
dapat dipergelarkan di ruang publik sebagai pertunjukan site specific.
Pertunjukan ?Pacitanian? adalah sebuah persilangan antara Seni,
Pendidikan, dan Ilmu Pengetahuan (Kehidupan Prasejarah). Sebuah
gagasan baru yang mengawinkan antara keindahan seni, proses
regenerasi dan transformasi pengetahuan melalui pendidikan, dan
ilmu pengetahuan tentang fakta ilmiah kehidupan prasejarah di
lingkungan Pacitan yang juga disebut sebagai kerajaan prasejarah.
Kata kunci: Pendidikan, Seni, Lingkungan