Abstract :
Sinopsis
Di sebuah negeri di Minangkabau, ada Tiga sekawan
Adil (13tahun), Kurip, dan Dayat adalah murid di perguruan
silat yang dipimpin Rustam (27). Rustam adalah seorang
pemuda kampung Baringin yang belum mempunyai
pekerjaan tetap dan mengetahui sedikit teknik tentang silat,
namun tidak dengan filosofinya. Pada sebuah laga final
turnamen silat antar kampung, Adil dikalahkan oleh Hardi
(13) dengan curang. Setelah tunamen itu usai, tiga sekawan
Adil, Dayat, dan Kurip berlatih lebih giat untuk
memabalaskan dendam mereka pada turnament yang akan
datang.
Harapan mereka menjadi pupus ketika Rustam
memilih pergi merantau. Kehidupan tiga sekawanpun
bagaikan layang-layang putus. Dayat sibuk dengan
kegemarannya makan dan bermain, Kurip sibuk dengan
persiapan lomba pelajaran ilmu pengetahuan sosialnya.
Sedangkan adil, adalah yang paling keras kehidupannya,
hidup berdua bersama ibunya yang bekerja sebagai buruh
jahit, sedangkan ayahnya sudah meninggal. Satu ceramah yang selalu diingat oleh adil, ?doa anak yang saleh adalah
salah satu dari tiga syarat seorang yang telah meninggal
untuk masuk surga?. Namun Karena beban hidup, Adil
banyak menemui rintangan untuk menjadi anak saleh.
Hal ini membuat Rani (13) yang diam-diam
mengagumi Adil, menceritakan keadaan Adil pada
kakeknya, Arman. Kakek Rani kemudian menganjurkan
Rani untuk menemui Johar (62), seorang teman kakeknya
yang baru beberapa waktu pulang kampung untuk
menikmati masa tuanya bersama istri. Rani meminta tolong
kepada Johar agar mengajarkan silat kepada temantemannya,
namun ditolak. Sampai pada suatu ketika Erna,
istri Johar menyadarkan yang membuat Johar harus
menerima tawaran Rani tersebut. Adil, Dayat, dan Kurip
akhirnya belajar silat kepada Johar dengan syarat harus
mematuhi metode latihan yang diterapkan Johar. Mereka
berlatih memulai dari falsafah silat di Minangkabau yaitu ?
Lahir silat mencari teman, Bathin silat mencari Tuhan?.
Johar kemudian mendaftarkan tiga muridnya. Disini
Johar kembali bertemu dengan Masri, teman Johar semasa
muda diperguruan silat. Masri tak lain adalah guru silat
Hardi. Menjelang hari pertandingan, Johar dihadang oleh
Masri. Masri menyerang Johar menggunakan kurambik (senjata tajam) sampai Johar bercucuran darah. Johar
terbaring di Rumah Sakit.
Hari pertandingan, Adil dan Dayat hanya berdua di
Sporthall diantara ratusan peserta. Kurip tak terlihat,
karena memilih untuk ikut kompetisi ilmu sosial. Adil dan
Dayat maju satu persatu. Dayat kalah pada dua laga yang
diikutinya, Adil menang pada tiga pertandingan, dan kalah
saat kembali berhadapan dengan Hardi. Sampai pada
akhirnya tak disangka Kurip datang sesuai jadwal
pertandingannya. Kurip terus menang hingga akhirnya
kalah saat melawan Hardi di semi final. Kecurangan demi
kecurangan dilakukan oleh Hardi untuk mengalahkan Adil
di partai final. Sempat Adil terpancing dengan permainan
busuk Hardi. Namun Rani, Kurip, dan Dayat mencoba
menyadarkan Adil bahwa Johar mengajarkan bahwa hakikat
silat adalah ?mencari kawan dan mencari tuhan?. Adil sadar
bahwa sesungguhnya kemenangan sesungguhnya adalah
bagaimana melawan emosi dalam dirinya sendiri.