Abstract :
INSTISARI
?EKSPRESI MUSDALIFAH ASROFI DAN NIKEN AYU UTAMI
SISWA TUNARUNGU-WICARA DALAM TARI MERAK? merupakan
fenomena yang menarik untuk dikaji bahwa siswa tunarunguwicara
bisa menari dengan mengikuti musik yang ada, sementara
sebetulnya mereka tidak bisa mendengar musik itu. Bagaimana
proses pembelajaran dan bentuk ekspresi mereka menarik untuk
di kaji. kajian ini akan diarahkan pada Musdalifah Asrofi dan
Niken Ayu Utami dikarenakan kedua siswa tersebut memiliki
kemampuan menari lebih bagus dibandingkan siswa yang lain di
SLB B YPSLB Gemolong. Kemampuan menari tersebut meliputi
keluwesan, hafalan, bentuk, dan kesesuaian gerak dengan irama.
Penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan
data yaitu meliputi observasi, wawancara, dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran mereka
menggunakan pola imitatif dan informatif (peragaan dengan
meniru dilengkapi dengan berbagai penjelasan) dengan metode
drill dilaksanakan secara klasikal untuk kemudian
mengkomunikasikan, mengenangkan kembali, melaksanakan dan
menciptakan bentuk dalam tubuh penari yang mampu mereaksi,
merespons, berinteraksi, dan menyapa dengan ?kecerdasannya?
terhadap elemen-elemen estetis. Kekhususan metode terletak pada
sistem isyarat sebagai sarana instruksional baik untuk
komunikasi bahasa sehari-hari maupun isyarat untuk penyebutan
nama-nama ragam gerak pada tari Merak. Dalam penerapannya
pengajar menerapkan lima tahap metode yakni: pengenalan gerak,
metode imitasi melalui sistem cermin, metode driil, penghayatan
ritme melalui hitungan, dan interaksi dengan siswa melalui
sentuhan.
Bentuk dan ekspresi tari Merak yang disajikan sepintas tidak
jauh berbeda dengan penari Merak pada umumnya bahwa terlihat
penari sangat percaya diri dalam membawakannya. Peran isyarat
sangat tampak pada perubahan setiap vokabuler tari. Penari
sangat terpaku pada isyarat yang diberikan oleh gurunya. Isyarat
berpengaruh sangat penting pada bentuk ekspresi pada tari Merak
yang disajikan. Untuk musik karena siswa tidak mendengar jadi
irama tidak selalu pada mungkus.