Abstract :
Tari Bedhaya Hagoromo merupakan salah satu karya tari
masterpiece Didik Nini Thowok seorang seniman cross gender. Karya tari
Bedhaya Hagoromo disusun dari dua unsur budaya, Jawa dengan tari
Bedhaya dan Hagoromo dalam Drama Noh Jepang. Bentuk kolaborasi
tersebut dapat dilihat dari gerak tari, kostum, property dan karawitan
tarinya. Penggunaan sembilan penari laki-laki dengan karakter, rias,
kostum dan gerak tari putri mengacu pada Bedhaya Kakung yang ada
pada masa lalu. Tari Bedhaya Hagoromo dan tari Bedhaya memiliki unsur
kesamaan yaitu unsur meditatif dan persamaan cerita yang mana
menceritakan Hakuryo bidadari dalam kisah Hagoromo, dan Jaka Tarub
Nawang Wulan dalam cerita Jawa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji
secara analitis kreativitas Didik Nini Thowok dalam karya tari Bedhaya
Hagoromo. Bentuk sajian tari Bedhaya serta tanggapan masyarakat
terhadap tari Bedhaya Hagoromo juga menjadi bagian dari analisis dalam
penelitian ini. Tahap penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data
dengan cara observasi, wawancara kepada beberapa narasumber, dan
studi pustaka. Seluruh data telah didapatkan, tahap selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut dengan menggunakan kajian kritik holistik,
seprti yang dikemukakan oleh HB. Sutopo yang mencakup faktor genetik,
objektif dan afekif.
Untuk mengupas hal-hal berkaitan dengan faktor genetik dan
mengkaji ide-ide kreatif dari koreografer maka digunakan teori kreativitas
Rhodes yang terdiri dari aspek person, press, proses dan product. Berkaitan
dengan faktor objektif secara koreografi kelompok, menggunakan
pemikiran dari Alma Hawkins. Faktor afektif berisi tanggapan yang
disampaikan masyarakat maupun seniman tari guna pencarian dan
penemuan makna dalam tari Bedhaya Hagoromo.
Kata Kunci : Didik Nini Thowok, Tari Bedhaya Hagoromo, Cross Gender,
Interculture, Kritik Holistik