DETAIL DOCUMENT
KREATIVITAS DIDIK NINI THOWOK DALAM KARYA TARI BEDHAYA HAGOROMO
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Surakarta
Author
Handayani, Fitri
Subject
Tari 
Datestamp
2017-08-01 03:48:10 
Abstract :
Tari Bedhaya Hagoromo merupakan salah satu karya tari masterpiece Didik Nini Thowok seorang seniman cross gender. Karya tari Bedhaya Hagoromo disusun dari dua unsur budaya, Jawa dengan tari Bedhaya dan Hagoromo dalam Drama Noh Jepang. Bentuk kolaborasi tersebut dapat dilihat dari gerak tari, kostum, property dan karawitan tarinya. Penggunaan sembilan penari laki-laki dengan karakter, rias, kostum dan gerak tari putri mengacu pada Bedhaya Kakung yang ada pada masa lalu. Tari Bedhaya Hagoromo dan tari Bedhaya memiliki unsur kesamaan yaitu unsur meditatif dan persamaan cerita yang mana menceritakan Hakuryo bidadari dalam kisah Hagoromo, dan Jaka Tarub Nawang Wulan dalam cerita Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengkaji secara analitis kreativitas Didik Nini Thowok dalam karya tari Bedhaya Hagoromo. Bentuk sajian tari Bedhaya serta tanggapan masyarakat terhadap tari Bedhaya Hagoromo juga menjadi bagian dari analisis dalam penelitian ini. Tahap penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara kepada beberapa narasumber, dan studi pustaka. Seluruh data telah didapatkan, tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan menggunakan kajian kritik holistik, seprti yang dikemukakan oleh HB. Sutopo yang mencakup faktor genetik, objektif dan afekif. Untuk mengupas hal-hal berkaitan dengan faktor genetik dan mengkaji ide-ide kreatif dari koreografer maka digunakan teori kreativitas Rhodes yang terdiri dari aspek person, press, proses dan product. Berkaitan dengan faktor objektif secara koreografi kelompok, menggunakan pemikiran dari Alma Hawkins. Faktor afektif berisi tanggapan yang disampaikan masyarakat maupun seniman tari guna pencarian dan penemuan makna dalam tari Bedhaya Hagoromo. Kata Kunci : Didik Nini Thowok, Tari Bedhaya Hagoromo, Cross Gender, Interculture, Kritik Holistik 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Surakarta