Abstract :
Wahyu Wiyatni
, ?
Transformasi Musik
Shalawatan
ke dalam
Campurngaji
Kelompok Rebana Darussalam
Lalung, Karanganyar
?. Skripsi S-1, 2013,
xv+
178, Jurusan Etnomusikologi, Fa
kultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia
Surakarta.
Penelitian ini muncul karena dualisme sudut pandang, Islam dan budaya
Jawa. Khususnya dalam sebuah pertunjukan seni musik. Pada satu sisi, musik
Islam rebana difungsikan sebagai media keagamaan. N
amun di sisi lain, rebana
sebagai sajian musik populer yang difungsikan sebagai media hiburan yang
disesuaikan dengan ideologi masyarakat saat ini.
Persoalan yang ingin dijelaskan dalam teks ini adalah, (1) Bagaimanakah
kedudukan
shalawatan
di antara agama
dan seni pertunjukan. (2) Bagaimana
kah
proses transformasi musikal Rebana Darussalam dari
shalawatan
ke
campurngaji
.
(3) Faktor apa saja penyebab terjadinya transformasi.
Untuk menjawab
permasalahan
tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitati
f dan
dengan mengadopsi teori transformasi atau
perubahan
Antoniades (1990) bahwa
transformasi adalah sebuah proses perubahan bentuk dengan jalan mana bentuk
tersebut mencapai tingkat akhirnya dengan memberikan reaksi terhadap
keberagaman dinamika luar dan
dalamnya. Kemudian
Sedyawati men
yatakan
bahwa perubahan sosial budaya mengandung dua pengertian, yaitu (1) Perubahan
dalam arti pengolahan berdasarkan unsur
-unsur tradisi yang diberi nafas
pemberian suatu nilai terhadap objek yang sesuai dengan tingkat p
erkembangan
masa, tanpa mengurangi atau menghilangkan nilai
-nilai tradisi. (2) Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manus
ia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Teori tersebut
kemudian
digabungkan dengan teori kreativitas
Primadi dan juga Utami Munandar.
Hasil analisis ditemukan ba
hwa
transformasi yang dilakukan kelompok
?Rebana Darussalam? merupakan sebuah strategi pasar
dalam upaya pelestarian
seni musik Islam dalam kehidupan budaya Jawa. Di dalam upaya transformasi
tersebut didukung oleh berbagai faktor, baik secara internal dari anggota maupun
eksternal dari masyarakat. Faktor internal memuat berbagai penyebab terjadinya
transformasi, hal ini terkait dengan pengalaman estetis dari para anggota itu
sendiri. Kemudian faktor eksternal lebih ditunjukkan dari sikap masyarakat
pendukung yang menginginkan perubahan, karena adanya selera masyarakat yang
cukup dinamis. Implikasi
nya sajian musik kelompok ?Rebana Darussalam? saat
ini telah menyesuaikan perkembangan zaman. Khususnya pada budaya Jawa
sebagai budaya tertinggi yang cukup elastis dengan tetap mempertahankan
muatan Islam.
Kata kunci
: budaya, musik, transformasi, shalawatan, campurngaji, Rebana Darussalam.