Abstract :
Wayang alternatif merupakan visual wayang yang diekspresikan secara
personal oleh Heri Dono dan merupakan interpretasi metafora visual
dekonstruksi yang ditampilkannya dalam setiap karyanya termasuk karya
new media art. Metafora visual dekonstruksi ini menarik untuk dikaji
karena dapat menjadi alternatif pengetahuan kecenderungan kekaryaan
bagi seniman kontemporer Indonesia. Hal ini dapat diketahui melalui
menjawab rumusan masalah, yaitu: 1) bagaimana kecenderungan visual
kreasi karya Heri Dono ditilik dari jejak kesenimanan dan warna-warni
kekaryaannya? 2) bagaimana metafora visual, dekonstruksi dan makna
dalam kekaryaan Heri Dono khususnya dalam karya new media art?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kritik holistik dengan didukung
teori kreasi dari Primadi Tabrani untuk menjawab jejak memori dan kreasi
karya Heri Dono, dan teori makna semiotika Roland Barthes untuk
memahami makna karya Heri Dono. Teknik metodologi yang dilakukan
melalui pengumpulan data menggunakan purposive sampling dengan
metode: studi artefak, wawancara, kaji dokumentasi, dan kaji pustaka.
Analisis mengunakan analisis interaktif, yakni mengkomparasikan data,
mengobservasi ulang, dan menyambungkan dengan analisis teori yang
digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Wayang alternatif
merupakan kecenderungan yang muncul dalam kekaryaan Heri Dono
dan merupakan deformasi memori kolektifnya dan pemikirannya tentang
seni dan kehidupan. 2) Wayang merupakan metafora antrophomorphic dan
bersifat kontekstual yang dipinjam sebagai replacement retorika oleh Heri
Dono, dekonstruksi merupakan pertentangan Heri Dono mengenai tradisi
dan modern, sedangkan makna kekaryaannya merupakan retorika
pemikirannya tentang isu politis yang ada di masyarakat mengenai
kebebasan berpendapat dan ketidakharmonisan yang seirama.