Abstract :
Lakon murwaka menceritakan kelahiran Batarakala yang terlahir dari sebuah
kesalahan Batara Guru ketika tidak dapat menahan hawa nafsunya terhadap sang
istri Dyah Huma. Batara Kala merupakan simbol ketamakan akibat sperma yang
tercecer dan salah tempat. Lakon murwakala sendiri biasa tersaji dalam tradisi
ruwatan, yang bertujuan sebagai sarana pembebasan dan penyucian diri dari
segala malapetaka dan kesialan hidup/sukerta. Kisah ruwat memiliki makna
filosofis agar subjek menjadi objek kembali pada kedudukannya sebagai subjek
pendukung nilai kefilsafatan yang imanen sekaligus transeden, apa itu nilai
kebenaran, keindahan maupun kebaikan.
Tugas akhir ini mengacu pada buku Ruwatan Murwakala Cirebon (Versi Ki
Dalang Abi Hudaya) sebagai sumber referensi tema. Berdasarkan data yang telah
ada penulis memiliki ide untuk memvisualisasikan kedalam karya wayang beber
purwa yang nantinya berfungsi sebagai media pertunjukan, serta karya hias panel.
Metode yang diterapkan dalam proses penciptaan karya wayang beber purwa
Cirebon mengacu pada buku Butir-butir Mutiara Estetika Timur Ide Dasar
Penciptaan Seni Kriya Indonesia, yang menjelaskan mengenai teori metode
penciptaan 3 tahap 6 langkah penciptaan seni kriya secara terstruktur, serta
menggunakan pendekatan teori estetik Trilogi Keseimbangan sebagai acuan
bentuk visual. Kemudian diwujudkan menjadi karya wayang beber purwa dengan
medium kanvas yang diterapkan menggunakan teknik kerja kriya