Abstract :
Penciptaan karya seni fotografi isyarat dengan gaya ekspresionisme
mampu memberikan ruang kebebasan, untuk mengungkapkan ragam
ekspresi personal melalui sebuah pergerakan (gestur) tangan. Fotografi
isyarat sebagai bentuk karya kreasi yang dapat dijadikan sebagai media
atau wahana komunikasi bagi kaum Tuli. Isyarat dalam penciptaan dengan
serangkaian penyajian karya seni, layak dijadikan sebagai ide gagasan
karena terdapat keterkaitan dari adanya pengalaman yang dialami atas
adanya keterbatasan pendengaran (Tuli). Konsep karya seni fotografi
isyarat diciptakan dengan menggunakan konsep seni (konsep non visual)
dan konsep visual (tata susun). Seni merupakan bentuk atau simbol yang
dapat mencerminkan sebuah perasaan. Seni merupakan bentuk kreasi
secara simbolis yang merupakan media pengungkap perasaan manusia.
Penciptaan karya fotografi isyarat menggunakan pendekatan etik
dan emik dengan melakukan wawancara kepada narasumber penyandang
disabilitas Tuli di Komunitas GERKATIN yang menyimpulkan bahwa
betapa beratnya menjadi seorang Tuli, sehingga berdampak pada mental
dan psikologis. Tahap penciptaan karya dapat dibagi menjadi beberapa
langkah: (1) Pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka, dan
wawancara (2) Analisis data sebagai sumber penciptaan karya (3) Proses
penciptaan karya; eksperimentasi, perenungan, dan pembentukan.
Hasil penciptaan karya berupa fotografi isyarat menggunakan efek
motion blur dan multiple exposure dengan sumber cahaya yang terdiri dari
tiga sumber yaitu: Natural Light, Artifical Light dan Mix Lighting. Proses
penciptaan karya juga menggunakan kaca satu arah yang berfungsi
memberi kemudahaan untuk berkomunikasi antara pemotret dengan objek
yang dipotret (Tuli). Karya yang dihasilkan merupakan bentuk metaphor
dengan karakteristik Tuli dari segi sosio-emosi.