Abstract :
Tesis karya ini menampilkan realitas kultur nelayan patorani yang
berada pada posisi rapuh, antara menyerah pada deraan kapitalisme dan
bertahan dalam rasionalitasnya sendiri yang sesungguhnya pahit. Sistem
kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat mitos yang sekilas
nampak tidak rasional, namun berfungsi baik bagi kelangsungan hidup
nelayan patorani, menjasi pusaran pergulatan eksistensi kultur Patorasi
yang dalam film ini direpresentasikan dalam format fiksi. Gambaran
mengenai itu ditampilkan melalui peran istri patorani yang dengan setia
melaksanakan ritual keselamatan. Bulan yang merupakan istri nelayan
patorani melaksanakan ritual setiap harinya dengan bantuan mertuanya
yang cukup konservatif. Bulan melakukan ritual tersebut untuk
keselamatan suaminya dan sebagai simbol kesetiaannya. Bulan yang
mengetahui jika suaminya telah berkhianat berhenti melakukan ritual dan
pergi meninggalkan desa tersebut. Daeng Ngiji yang merupakan mertua
Bulan melanjutkan ritual tersebut demi keselamatan anaknya. Film Baine
Patorani berfungsi sebagai sarana untuk mempresentasikan dan
mengidentifikasi peristiwa budaya sebagai karya seni, meskipun film Baine
Patorani tidak secara menyeluruh menggali ritual yang terkait dengan
budaya patorani.