DETAIL DOCUMENT
SINDHÈNAN GENDING GARAP MRABOT: CUCUR BIRU, CIPTAMAYA, KARNANSIH, AYAK SINOM, SREPEG DAN SINOM LOGONDHANG
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Surakarta
Author
Sari, Desi Kartika
Subject
Karawitan 
Datestamp
2024-02-27 02:57:30 
Abstract :
Skripsi yang berjudul ?Sindhènan Gending Garap Mrabot: Cucur Biru, Ciptamaya, Karnansih, Ayak Sinom, Srepeg dan Sinom Logondhang? ini menganalisis tentang garap sindhènan yang disajikan dalam rangkaian mrabot. Alasan penulis mengangkat Ciptamaya dalam rangkaian mrabot dikarenakan dalam rangkaian mrabot banyak peluang yang didapatkan pesindhèn untuk menunjukkan kemampuan pengolahan céngkok, wiledan, gregel penempatan wangsalan. Skripsi karya seni ini menggunakan rujukan konsep dan garap tradisi gaya Surakarta khususnya sindhènan. Konsep yang digunakan dalam skripsi ini meliputi garap klenèngan, garap mrabot, konsep mungguh, konsep mandheg, sindhènan plèsèdan céngkok, dan pertimbangan garap. Seorang pesindhèn dituntut untuk kreatif dalam menyajikan sindhènan suatu sajian gending karena sindhènan merupakan faktor yang sangat penting untuk menetukan karakter sebuah gendhing. Faktor yang dimaksudkan dalam skripsi ini adalah penguasaan teknik dalam menyajikan sindhènan, perbendaharaan céngkok, dan kemampuan pesindhén dalam menafsir gending yang berbeda. Sindhènan merupakan ricikan garap dan di dalamnya terdapat unsur teks dan lagu yang harus diolah dengan cengkok dan wiledan serta diterjemahkan kandungan teks didalamnya. Pada skripsi karya seni ini, menggunakan metode penelitian kualitatif yang meliputi observasi, studi pustaka, dan wawancara. Penulis menggunakan beberapa garap sindhènan yang digunakan dalam skripsi ini. Garap sindhènan tersebut antara lain, garap pathet, tafsir padhang ulihan, garap céngkok, garap wangsalan dan abon-abon. Hasil dari skripsi garap klenèngan bahwasanya jalan sajian garap gendhing, dengan variasi céngkok sindhènan pada bagian mérong ngelik dan inggah pada gendhing Ciptamaya, serta pembuatan gérongan pada mérong ngelik dan inggah gendhing Ciptamaya diserahkan kepada kebijakan penulis namun tetap berpegang dengan aturan yang berlaku dalam karawitan gaya Surakarta. Garap mrabot digunakan untuk mempertimbangkan rangkaian yang digunakan pada sajian gending. Garap mandheg ini digunakan untuk menggarap susunan balungan yang bisa digarap mandheg. Konsep mungguh digunakan sebagai acuan menemukan keselarasan garap antar instrumen guna membangun rasa sebuah gending. Sindhènan plèsèdan céngkok digunakan untuk menggarap belakang gatra seleh dengan balungan kembar yang bukan urutan nada seleh dengan jarak tidak jauh dari nada gatra seleh. Konsep pertimbangan garap digunakan penulis untuk mempertimbangkan susunan teks cakepan dalam rangkaian mrabot Ciptamaya. 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Surakarta