Abstract :
Penelitian yang berjudul ?Kendhangan Ladrang Irama Tanggung
Nartasabdan Pembentuk Karakteristik Gending Semarangan? ini adalah
mengupas tentang pola-pola kendhangan Nartasabda sehingga menjadi
penciri gending Semarangan. Permasalahan yang muncul adalah
bagaimana ragam garap kendang kalih irama tanggung? Apa faktor
pembentuk karakteristik gending Semarangan? Bagaiamana ukuran ideal
dalam menyajikan gending Semarangan? Permasalahan ini dikupas
dengan menggunakan empat teori, 1. Garap oleh Rahayu Supanggah, 2.
Kreativitas oleh Stenberg, 3. Karakteristik Musik oleh E.A. Estrella, dan 4.
Rasa oleh Marc Benamou. Metode pengumpulan data melalui tiga tahap,
studi pustaka, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah ditemukan bahwa pola kendang kalih
irama tanggung yang menjadi penciri gending Semarangan yaitu; pola
kendhangan congklangan, pola kendhangan ketipungan, pola kendhangan
gagahan, pola kendhangan semi jaipongan, dan pola ketipungan nartasabdan.
Ditemukan juga faktor pembentuk karakteristik gending Semarangan
yaitu; irama dan laya, garap ricikan, dan garap vokal. Tabuhan dari ricikanricikan
ini merupakan penggabungan dari tabuhan karawitan gaya lain,
seperti gaya Yogyakarta, Banyumas, Surakarta, dan Jawa Timur.
Nartasabda berhasil mengemas tabuhan-tabuhan tersebut menjadi satu dan
diterapkan dalam sajian gending-gending ciptaan Nartasabda. Kreativitas
seorang Narta selain membuat pola kendhangan juga ditunjukkan dalam
membuat gérongan pada gending-gending tradisi yang sudah ada
maupun dalam gending ciptaan sendiri.
Dalam sajian gending Semarangan ditemukan rasa sigrak, prenès, dan
gobyog, karena didukung oleh gérong, keplok dan alok Ukuran ideal dalam
sajian gending gending Semarangan antara lain; kondisi gamelan
memadai, bahan perunggu pelarasan baik. Materi garap terbatas pada
bentuk ladrang, seniman penggarap profesional, prabot garap dinamika
dan laya terpenuhi. Pada akhirnya gending Semarangan ini memiliki nilai
ix
guna yang cukup tinggi karena banyak dikonsumsi oleh masyarakat seni
maupun masyarakat pengguna seni.