Abstract :
Tesis ini berjudul Garap Karawitan Wayang Orang Ngesti Pandowo
Dalam Lakon Sembadra Larung. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis garap
dari kelompok wayang orang Ngesti Pandowo, sebuah kelompok yang
memiliki nama besar di kalangan wayang orang. Berangkat dari melihat
kekhasan garap pada pertunjukan wayang orang Ngesti Pandowo yang
mana membuatnya terkenal dan menjadi salah satu kiblat pertunjukan
wayang orang, terdapat sistem yang unik dalam penggarapan gendingnya.
Nama Ngesti Pandowo juga terkenal lekat dengan Nartasabda, seorang
tokoh karawitan yang dikenal dengan karya fenomenalnya. Dalam tulisan
ini, penulis menganalisis bagaimana aplikasi garap pada karawitan wayang
orang Ngesti Pandowo, kreativitas Nartasabda sebagai pencetus garap dan
melihat faktor yang mendasari kegiatan garap tersebut. Dengan sampel lakon
Sembadra Larung, penulis menggunakan konsep garap Supanggah untuk
membedah pengaplikasian garapnya. Konsep kreativitas Rhodes digunakan
dalam melihat kreativitas Nartasabda. Wawancara dilakukan dalam melihat
faktor-faktor penggarapannya. Studi pustaka, observasi, dan wawancara
dilakukan sebagai cara mengumpulkan data.
Hasil menunjukkan bahwa Ngesti Pandowo adalah kelompok yang
berinovasi dalam merangkai garap paket khusus, yang disebut blangkon
gendhing. Lakon Sembadra Larung adalah salah satu contoh produk asli
Ngesti Pandowo. Hasil garap tersebut telah dibakukan dan digunakan turun
temurun sebagai garap khas Ngesti Pandowo. Kreativitas Nartasabda dalam
penggarapan karawitan Wayang Orang Ngesti Pandowo adalah meramu
sajian lakon dengan garap karawitan yang beragam sesuai dengan kondisi
penontonnya. Produk berupa blangkon gendhing, garap santiswaran, adaptasi
langendriyan, dan gaya Nartasabdan, merupakan gambaran kreativitasnya
dalam meramu sajian Sembadra Larung. Faktor hiburan dan bisnis adalah
faktor yang mendasari penerapan garap. Garap blangkon gendhing
memudahkan pelaksanaan garap dan menciptakan identitas bagi Ngesti
Pandowo, sehingga dapat menjangkau penonton dengan baik. Ngesti
Pandowo juga menerapkan peremajaan garap disesuaikan dengan situasi
zaman. Penggarapan gaya baru dilakukan dengan tidak mengubah bagian
blangkon gendhing yang sudah terbentuk sebagai identitas Ngesti Pandowo.