DETAIL DOCUMENT
ETERNAL: INTERPRETASI PUISI SIMBOL “Q” KARYA SUTARDJI CALZOUM BACHRI
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Surakarta
Author
Saiful, Abizar Algifari
Subject
Penciptaan dan Pengkajian Seni 
Datestamp
2024-03-14 07:17:11 
Abstract :
Karya ?Eternal? adalah pertunjukan komposisi musik yang mengangkat arti dan makna puisi simbol ?Q? karya Sutardji Calzoum Bachri sebagai ide gagasannya. Terciptanya karya ?Eternal? dilatarbelakangi oleh pengkarya yang menemukan bentuk puisi yang berbeda dengan puisi pada umumnya. ?Q? merupakan puisi yang isinya hanya simbol tanda seru (!), Alif, Lam, dan Mim yang penulisannya mengikuti tata cara membaca al-Qur?an sebenarnya. Hasil pengamatan mendalam terhadap puisi simbol ?Q? karya Sutardji Calzoum Bachri dapat ditemukan lima poin utama yang berasal dari hasil interpretasi pengkarya. Kelima poin tersebut yaitu (1) Kita (manusia) dan Tuhan memiliki perbedaan posisi, perbedaan zat dan perbedaan sifat, jauh tak terbayangkan, maka manusia butuh pedoman (?Q?=al Quran) untuk sampai pada-Nya; (2) Manusia akan selalu terbatas dalam kadarnya sebagai ?manusia?, berbeda dengan pencipta dan makhluk yang diberi predikat alif, lam, mim; (3) Sebagai manusia yang memiliki akal senantiasa mentadaburi (mencari makna) dan bersanding dengan alam semesta (habluminallah dan habluminannas); (4) Kebingungan membuat manusia berspekulasi terhadap segala hal; dan (5) Pada akhirnya pertanyaan akan berakhir pada pertanyaan kembali. Poin-poin tersebut digunakan sebagai titik pijak tema atau penggambaran suasana untuk menyusun materi musikal dan garap masing-masing komposisi musik dalam karya ?Eternal?. Adapun komposisi musik tersebut sebagai berikut. ?Aku?, ?Q?, ?Seru!?, ?Alif Lam Mim?, dan ?Tanya?. Penyusunan karya musik ?Eternal? menggunakan tiga tahapan, yaitu penyusunan gagasan isi, penyusunan ide garapan, dan penuangan ide garapan. Pada tahap penyusunan gagasan pengkarya melakukan riset fenomena dengan cara membaca buku, diskusi, dan perenungan. Pada tahap penyusunan ide garapan pengkarya mulai menentukan instrumen dan memikirkan garap yang dilakukan pada masing-masing komposisi dengan mengacu pada suasana yang ingin diwujudkan. Riset berbasis praktek sangat sering dilakukan dalam tahap ini. Tahap terakhir adalah penuangan, pengkarya langsung mengaplikasikan ide musikal pada instrumen yang sudah ditentukan. 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Surakarta