DETAIL DOCUMENT
TARAWANGSA: TRADISI NGABUBUR DAN NGALAKSA DALAM FILM ETNODOKUMENTER
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Surakarta
Author
Ajawaila, Gerzon.R.
Subject
Penciptaan dan Pengkajian Seni 
Datestamp
2024-05-22 02:40:07 
Abstract :
Desertasi ini hendak membahas tentang film Etnodokumenter sebagai bentuk karya cipta interdisiplin antara observasi partisipan etnografi dengan mode produksi observasional dokumenter. Implementasi film etno dokumenter memerlukan objek garapan sebagai kaidah dasar objek film yang wajib terpaut dengan konteks budaya. Objek dari film ini adalah seni pertunjukan musik sakral Tarawangsa, pada tradisi Ngabubur dan Ngalaksa di warga Rancakalong. Produksi hingga penyajian film ini bertujuan menjadikan media film sebagai wahana transformasi seni pertunjukan ke layar film. Konsep penyutradaraan dengan perspektif emik yang berkelindan dengan perspektif naturalistik, menjadikan kamera berperan sebagai media pencatat kronologi peristiwa tanpa intervensi terhadap ungkapan simbol-simbol ekspresi budaya yang merefleksikan sudut pandang masyarakat adat dalam konteks ritual tradisi. Perpaduan antara pendekatan emik dan naturalistik berfungsi untuk menjernihkan pemahaman objektif atas kenyataan fenomenal dari pertunjukan musik Tarawangsa di ritual tradisi Ngabubur dan Ngalaksa. Penerapan pendekatan itu adalah agar secara maksimal mampu mengeksplorasi seluruh fenoma dan merepresentasikannya secara utuh serta kontekstual, sebagai manifestasi sudut pandang masyarakat, sekaligus untuk menghambat munculnya ketidaksadaran sikap egosentrisme dari pembuat film. Metode produksi dan gagasan penyajian hasil cipta seni film dapat berbeda, ini merupakan proses pemikiran kreatif seniman. Seni film memberikan kesempatan luas untuk bereksperimentasi dalam menyajikan karya sebagai bentuk alihwahana baru. Film ?Tarawangsa? hendak menyajikan tiga tema sekaligus, ialah pertunjukan musik Tarawangsa, upacara tradisi Ngabubur serta Ngalaksa dalam kebersamaan penayangan yang diproyeksikan pada tiga layar (split screen). Film ? Tarawangsa? tidak mengikuti kaidah konfensional penayangan film, karena film ini mencoba mentranformasikan seni pertunjukan musik dan tradisi ritual Ngabubur dan Ngalaksa masyarakat Rancakalong. Film ini tidak terbelenggu pada syarat alur cerita dan pesan, penonton dapat menikmati seni pertunjukan di layar dengan persepsi maupun apresiasi estetikanya sendiri. 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Surakarta