DETAIL DOCUMENT
ESTETIKA GEBYOG: BENTUK, FUNGSI, MAKNA, DAN PENGGUNAAN PADA INTERIOR RUMAH MASYARAKAT MASA KINI
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Surakarta
Author
Budiwiyanto, Joko
Subject
Penciptaan dan Pengkajian Seni 
Datestamp
2024-05-27 03:00:55 
Abstract :
Penelitian dengan judul ?ESTETIKA GEBYOG: Bentuk, Fungsi, Makna, dan Penggunaan pada Interior Rumah Masyarakat Masa Kini? dilatarbelakangi oleh gebyog omah Jawa yang dibongkar dan digunakan kembali pada interior rumah masa kini. Gebyog sebagai bagian omah Jawa mempunyai aturan sendiri dalam penataanya. Penggunaan gebyog pada interior rumah masa kini, digunakan pada interior rumah tinggal, villa, restoran, kantor, dan gedung resepsi pernikahan. Penggunaan gebyog pada interior masa kini, penataannya kecenderungan tidak memperhatikan estetika gebyog omah Jawa, tetapi lebih pada selera penggunanya. Tujuan penelitian (1) menjelaskan mengapa gebyog masih digunakan oleh masyarakat Jawa masa kini, (2) menjelaskan bentuk, fungsi, dan makna, (3) merumuskan konsep estetika penggunaan gebyog pada interior masa kini di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif interpretative dengan pendekatan grounded research. Sumber data meliputi: artefak, narasumber, gambar, literature, dan peristiwa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan studi literature. Model analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif interpretative dan interaktif. Hasil dan pembahasan penelitian sebagai berikut (1) Keberadaan gebyog sampai masa kini, masih bertahan dan digunakan sebagai elemen interior (2) bentuk dan tata susun gebyog bersifat simetris, semi permanen, bermakna simbolik dan filosofis. Gebyog berfungsi sebagai keindahan visual, menunjukkan status sosial, identitas, dan fungsi sakral. Gebyog bagi masyarakat Jawa menginterpretasikan keselarasan hidup manusia agar dapat mencapai tahapan ruang, yaitu dari profane, semi profane, dan ruang sakral. Gebyog pada ruang sakral menginterpretasikan kesuburan. Interpretasi terhadap bentuk, fungsi, dan makna gebyog menghasilkan konsep estetika gebyog, yaitu estetika trep. Estetika trep meliputi aspek-aspek (a) bentuk kecenderungan bersifat simetris dan tata letak mengikuti aturan omah Jawa, (b) bersifat semi permanen, (c) berorientasi terhadap makna simbolik yang bersifat profane, semi profane, dan sakral. (3) Penggunaan gebyog pada interior rumah modern, karena adanya perubahan budaya masyarakat pendukungnya, menghasilkan estetika baru, yaitu estetika selera. Estetika selera meliputi aspek-aspek (a) mengambil bentuk aslinya atau memodifikasi bentuk aslinya. (b) mengesampingkan aturan-aturan estetika Jawa, (c) mengesampingkan nilai sakral dan simbolisnya, (d) mengutamakan selera dan kesenangan penggunanya. 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Surakarta