Abstract :
Tari Handaga Bugis merupakan tari wireng di Pura Mangkunegaran
diciptakan oleh K.G.P.A.A Mangkunegara V. Inspirasi tari Handaga Bugis
diperoleh dari cerita Panji yang terdapat dalam wayang gedog. Tesis
dengan judul ?Gerak dan Karakter Bugis pada Tari Handaga Bugis di
Pura Mangkunegaran sebagai Unsur Multikultural? bertujuan mengkaji
gerak dan karakter Bugis pada tari Handaga Bugis. Permasalahan
penelitian ini adalah 1). Bagaimana bentuk tari Handaga Bugis: 2).
Bagaimana gerak dan karakter Bugis pada tari Handaga Bugis di Pura
Mangkunegaran sebagai unsur multikultural. Analisis terhadap
permasalah digunakan konsep Slamet tentang pembentukan tari, sedang
gerak dan karakter digunakan konsep Desmond Morris tentang Expressive
gestures pada analisis motif gerak Bugis dan fighting behavior pada analisis
gerak pencak silat Bugis.
Studi ini menggunakan pendekatan etnokoreologi dengan metode
etnografi tari. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan
kesejarahan untuk menganalisis tari Handaga Bugis yang dilihat dari segi
kulturalnya sebagai suatu unsur seni multikultural antara budaya Jawa
dan budaya Bugis. Aspek multikultural yang dimaksud dalam hal ini
diuraikan berdasarkan latar belakang penciptaan dan historical tari
Handaga Bugis sehingga menerapkan tokoh Handaga dan Bugis dalam
penyajiannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ide penciptaan tari berawal
dari cerita wayang gedog hikayat Panji. Handaga Bugis di Pura
Mangkunegaran adalah sebuah tari wireng yang memiliki perbedaan
karakter yaitu Handaga gagah anteb dan Bugis memiliki karakter agal
bapang gecul. Multikultural meliputi kreativitas dan nilai keberagaman
yang dapat dilihat dari penampilan gerak dan karakter serta tata busana
sebagai penggambaran penokohan antara Handaga dan Bugis. Gerak dan
karakter Bugis diwujudkan dalam motif gerak slulupan, ngundhing
mangundha, cekotan, kiteran, geyol, ikal benang dan pencak silat. Gerak dan
karakter ngglece Bugis dibentuk oleh motif gerak ngundhing mangundha,
dan slulupan. Gerak dan karakter gecul dibentuk oleh motif gerak geyol,
kiteran, dan ikal benang. Gerak dan karakter ngece dibentuk oleh motif
gerak penthangan laku miring cekotan, dan ulap tawing cekotan. Serta gerak
dan karakter lincah, atraktif, dinamis dan kuat diwujudkan dalam gerak
pencak silat yang telah distilisasi menjadi sebuah gerak tari yang
memberikan kesan garis lurus, tegas, dan kuat. Hal ini Bugis memiliki
sifat ekstrovert dan Handaga (Jawa) bersifat introvert.