Abstract :
ABSTRAK
GENDING PATALON DALAM WAYANG KULIT PURWA GAYA
SURAKARTA STUDI KASUS GENDING CUCURBAWUK. Skripsi S-1
Seni Karawitan, Jurusan Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut
Seni Indonesia Surakarta.
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya ragam bentuk fungsi dan
filosofi gending patalon. Skripsi ini lebih memfokuskan pada gending
patalon cucurbawuk. Permasalahan yang di rumuskan adalah 1) bagaimana
struktur gending patalon; bagaimana ragam dan fungsi gending patalon;
mengapa gending patalon selalu melekat pada pertunjukan wayang.
Untuk menjawab permasalahan menggunakan pendekatan fenomenologi
yang bersifat ?emic? yang artinya dari sudut pandang pelaku budaya
yang diteliti, adalah mengikuti pandangan masyarakat pendukungnya
atau pemilik kebudayaan tersebut. Penulis juga menggunakan teori fungsi
musik Herkovits, untuk membahas fungsi gending patalon. Serta
menggunakan teori garap yang dirumuskan oleh Rahayu Supanggah.
Dari pernyataan-pernyataan yang telah diutarakan oleh para
seniman praktisi, seniman akademis, dan dalang, akhirnya dapat ditarik
suatu pemahaman yaitu, gending patalon adalah bagian sebelum
pertunjukan wayang dimulai, dimana disajikan salah satu rangkaian
gending yang merupakan kesatuan untuk memberikan suasana tertentu,
yaitu dari suasana klenengan menuju ke suasana wayangan. Dilihat dari
strukturnya maka komposisi gending patalon diawali dari merong, inggah,
ladrang, ketawang, ayak-ayak, srepeg, sampak. Gending patalon tradisi
mempunyai filosofis, yaitu menceritakan kehidupan manusia sejak lahir
sampai mati.