Abstract :
Tujuan penelitian ini ingin mcmahami koreografi tari Bedhaya Renyep di Pura Pakualaman Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriplif dengan
pengkajian yang bersifat tekstual, yang artinya mengkaji
fenomena tari Bedhaya Renyep sebagai suatu teks yang relatif berdiri sendiri. Data penelitian diperoleh dengan
cara sludi puslaka, observasi, wuwancara.
Hasil penelilian menunjukkan bahwa tari 8edhaya Renyep menggambarkan tentang sifat seorang raja dalam memerintah
kerajaan, yang ditujukan pada pemerintah K.G.P.A.A. Paku
Alam VlIl. Konsep yang digunakan adalah konsep Hasta Brata yang ditunjukan dalam jumlah penarinya yaitu delapan orang.
Ini sebagai perwujudan dari kedelapan sifat seorang raja
yang bijaksana, adil, jujur, berwibawa, tegas, tanggung jawab, dan sebagai panutan, yang melatar belakangi terciptanya Bedhaya Renyep bertolak dari adanya suatu
perintah dari K.G.P.A.A. Paku Alam VIII. Penggambaran
K.G.P.A.A. Paku Alam VIII dalam pemerintahannya dari tahun
1937-1997 diwujudkan dalam dari Bedhaya Renyep. Selain
terciptanya Hedhaya Renyep, bedaya ini muncul di Pura Pakualaman sebagai bentuk karya seni yang diharapkan
dapat memperkaya kasanah tari yang telah ada dan yang lebih
penting lagi Bedhaya Renyep sebagai alat legitimasi yakni
mengkukuhkan kedudukan.
Susunan gerak tari Bedhaya Renyep terdiri dari tiga bagian
yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan yang semuanya
itu saling terkait. Vokabliler gerak tari yang digunakan
mengacu pada tari Bedhaya Duradasih dan Bedhaya Pangkur
misalnya sembahan, lung mangglung, pendhapan. Khusus gerak
Bedhaya Renyep yang tidak ada pada bedhaya yang lain yakni
laras renyep dan duduk wuluh. Riasnya menggunakan rias
cantik, busana memakai dodot yang penggunaannya berkreasi.
Property yang digunakan berupa kipas yang berbulu dengan
warna hijau, pementasan tari Bedaya Renyep di pendhapa Sewatama dengan waktu dua puluh menit. Gendhing karawilan
yakni Gendhing Renyep laras slendro pathet sanga.