Abstract :
Penelitian ini berusaha menguji universalitas karya seni. Tari Pamungkas sebagai salah satu karya seni diletakkan
sebagai objek kajian dilihat dari sisi koreografinya. Data
utama penelilian berupa koreografi tari Pamungkas sebagai
objek kajian diambil dari materi perkuliahan Jurusan Tari
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarla. Tari ini
juga menjadi salah satu materi ujian akhir tingkat S- I Jurusan Tari STSI Surakarta.
Pemilihan objek penelitian berupa tari Pamungkas didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan: (1) tari Pamungkas merupakan materi penting pada STSI karena menjadi salah
satu bahan ujian akhir yang dengan demikian dipandang memiliki bobot nilai kekaryaan yang tinggi; (2) S. Ngaliman
(penyusun Tari Pamungkas)adalah kreator tari yang diakui
mempunyai kompetensi dan komitmen tinggi di kalangan seni
tari khususnya di Surakarta dan sekaligus sepak terjangnya
di d dunia seni tari mcrupakan fenomena yang menarik bcrkaitan dengan keempu-annya di dalam maupun di luar keraton.
Pembicaraan tentang S. Ngaliman menempati porsi tersendiri
dalam penelitian ini karena bcrtujuan: (I)mengetahui lalar
belakang kreasi tari Pamungkas; (2) Mengetahui gagasan isi tari Pamungkas;(3) mengetahui bentuk tari Pamungkas yang
terdiri atas medium utama (berupa gerak tari) dan medium
bantu (berupa iringan tari, properti, serta tata rias dan
busana. Gagasan isi tari Pamungkas adalah gambaran seseorang yang memiliki kemauan kuat untuk menyelesaikan
permasalahan hidup yang dihadapi yang digambarkan melalui
tokoh berkarakter alus dengan rasa gagah. Gerak tari Pamungkas terdiri atas tiga bagian: (1) maju beksan; (2) beksan; (3) mundur beksan.
Pendekatan estetika DeWitt H. Parker (dalam buku The Principles Aesthetics [1946])digunakan untuk mengkaji
nilai estetika tari Pamungkas. Empat tahap pengujian atas
karya seni menurut Parker adalah:(I) memenuhi prinsip karya seni; (2) memenuhi karakteristik karya seni; (3) memiliki elemen pengalaman estetis ; (4) memiliki struktur
pengalaman estetis.
Tari Pamungkas memenuhi semua kaidah estetika Parker tersebut. Lcbih dari itu, dipandang dari estetika tari Jawa
tari Pamungkas juga memenuhi konsep adiluhung. Konsep adi
(indah) dipenuhi terutama ketika tari terbut dibawakan oleh seorang penari dengan memperhatikan kaidah-kaidah pembawaan tari. Konsep luhung (bernilai luhur)dipenuhi karena mengandung nilai-nilai luhur misalnya kandungan maknanya
yang dalam berupa nasihat agar seseorang memeiliki tekad
yang kuat dalam berjuang mencapai cita-cita.