Abstract :
WIRENG
GATUTKACA
DADUNG
AWUK
DI
PURA
MA
N
GKUNEGARAN
(Aminudin) Skripsi S
-
1 Institut Seni Indonesia
Surakarta.
Penulisan skripsi ini merupakan penganalisisan
nilai estetis yang
terdapat dalam wireng
Gatutkaca Dadung Awuk
.
Per
m
asalahan yang
dikaji yaitu
permasalahan nilai estetis.
Untuk mengungkap permasalahan
tersebut menggunakan pendekatan historis dan seni dengan
metode
kualitatif yaitu mela
lui studi pustaka, observasi dan wawancara.
Hasil penelit
ian ini menunjukkan bahwa
wireng
Gatutkaca
Dadung Awuk di Pura Mangkunegaran merupakan karya tari yang
diciptakan di Pura Mangkunagaran pada jaman Mangkunegaran ke IV
dengan penciptanya NN. Dalam perkembangannya, karya tari ini
direkontruksi kembali oleh (alm) Rono Suripto pada tahun 1990
-
an
menga
mbil ide cerita dalam kitab Mahabaratha pada episode
parta
krama
.
Sebagai apresiasi tari khusus di Mangkunegaran dan sering digunakan
dalam penyambutan ta
mu.
Wireng Gatutkaca Dadung Awuk
dalam sajiannya sampai saat ini
masih perpijak pada kaidah
-
kaidah t
ari
tradisional Jawa yaitu mengguak
konsep
Joget
Mataran
,
hasta
sawandha
, dan
konsep
irama
. Hal
tersebut
tampak pada penari, gerak tari, dan iringan yang terjalin secar
a utuh
untuk menghasilkan nilai
estetis yang tinggi. Untuk mencapai hal itu,
penari wiren
g
Gatutkaca Dadung Awuk d
ituntut
m
enguasai konsep dan
mampu menjiwai karakter tari yang disajikan. Disisi lain, sebagai penari
tradisi yang baik, diperlukan
fisik yang kuat, tenaga yang prima, dan
kepekaan terhadap iringan. Hal tersebut dilakukan untuk pe
ncapaian
nilai estetis pada tari tradisi. Dalam hal ini, penari mempunyai peran
penting sebagai media untuk mengungkapkan tari dan menyapaikan
maksud tari kepada penonton dan penghayat (penikmat)