DETAIL DOCUMENT
KARYA SENI LUKIS BIBIT WALUYA PADA PAMERAN TEMA CULTUUR=TANDUR DI BENTARA BUDAYA JAKARTA TAHUN 2012
Total View This Week0
Institusion
Institut Seni Indonesia Surakarta
Author
Laila, Finda Dwi
Subject
Seni Rupa Murni 
Datestamp
2016-09-28 03:13:01 
Abstract :
KARYA SENI LUKIS TEMA CULTUUR=TANDUR KARYA BIBIT WALUYA (Skripsi: Findha Dwi Laila Firdausi, 123 halaman). S-1 Jurusan Seni Rupa Murni Fakultas Seni dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Istilah cultuur dalam bahasa Belanda berasal dari kata mengelola atau mengolah tanah (bercocok tanam) merupakan sebuah konsep dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Bibit Waluya melakukan pendekatan terhadap suatu kebudayaan sebagai tema pameran tunggalnya serta dalam konsep karya-karya lukisnya. Kata budaya diusung sebagai everyday life yang tercipta oleh keringat masyarakat yang berkaitan dengan segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya dunia seni rupa saat ini, masih jarang yang seperti Bibit Waluya telah mengangkat ide gagasan tentang budaya Jawa beserta simbol dan figur wayang beber. Dilihat dari konteks berdasarkan dari tema dan konsep yang telah diusung oleh Bibit Waluya bahwa karya lukisnya memunculkan perihal aktivitas masyarakat dari berbagai kalangan seperti petani, pedagang, pejabat, budayawan dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menjaga serta melestarikan budaya Jawa berdasarkan atas gagasan tentang pesan moral yang diungkapkan oleh Bibit Waluya dalam karya lukisnya. Pembahasan mengenai estetika seni lukis karya Bibit Waluya yang mengacu pada Metode Penelitian Kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan teori Monroe Beardsley tentang kesatuan (unity), kerukitan (complexity), dan kesungguhan (intensity). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Bibit Waluya telah menjadikan identitas budaya Jawa sebagai tema yang diusung dalam pameran tunggalnya. Kemudian Bibit Waluya telah mengolah rupa wayang beber menjadi bentuk wayang beber yang menjadi khas dalam lukisannya misalnya bentuk figur wajah manusia masih menggunakan bentuk pada wayang beber namun bentuk postur tubuhnya sudah dibuat seperti proporsi realis. Selain itu juga mempunyai karakter dalam bentuk garis yaitu teknik sunggingnya serta mengangkat konsep yang berhubungan dengan budaya Jawa dalam karya-karya lukisnya 
Institution Info

Institut Seni Indonesia Surakarta