Abstract :
PT. XYZ adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang produksi plywood. Dalam menjalankan usahanya, PT. XYZ mengalami penjualan yang berfluktuatif, kemudian menghadapi persaingan dengan usaha sejenis, serta pengeluaran biaya produksi yang tinggi. Dari permasalahan tersebut membuat PT. XYZ harus pandai mengambil keputusan dalam menetapkan harga jual di pasaran untuk mendapatkan laba yang optimal dan mampu bertahan menghadapi persaingan lokal maupun global. Hal tersebut dikarenakan penetapan harga jual sangat berpengaruh terhadap hasil akhir penjualan yang akan didapatkan. Dan dalam menetapkan harga jual, diperlukan adanya ketepatan dalam menghitung harga pokok produksi (HPP). Penelitian ini menganalisis perhitungan HPP dengan membandingkan 3 (tiga) metode, yaitu metode konvensional, metode activity based costing (ABC), dan metode full costing (FC) yang sekaligus melakukan perhitungan penetapan harga dasar dan harga jual dengan keuntungan sebesar 10% dari ketiga metode tersebut. Hasil yang didapatkan dari pengolahan data yaitu didapatkan hasil perhitungan pada metode konvensional dengan HPP sebesar Rp87.445.297.196, harga dasar Rp10.725.382, dan harga jual Rp11.797.920. Pada metode ABC dengan HPP sebesar Rp70.026.806.877, harga dasar Rp8.588.960, dan harga jual Rp9.447.857. Dan pada metode FC didapatkan dengan HPP sebesar Rp87.445.297.196, harga dasar Rp10.725.382, dan harga jual Rp11.797.920. Dari ketiga metode tersebut didapatkan kesimpulan berupa hasil perhitungan HPP, harga dasar, dan harga jual pada metode ABC lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan pada metode ABC dilakukan perhitungan HPP dengan banyak pemicu biaya dibandingkan dengan kedua metode lainnya yang hanya satu pemicu biaya. Sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan dengan menggunakan metode ABC dengan harga jual plywood sebesar Rp9.447.857 per meter kubik.