DETAIL DOCUMENT
Studi Optimalisasi Pembangunan Struktur Seluncuran di Fuel Terminal Makassar dengan Metode CPM dan PERT
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Marsela, Rina
Subject
HC Economic History and Conditions 
Datestamp
2023-07-21 06:06:25 
Abstract :
PT Pertamina Transkontinental adalah anak perusahaan PT Pertamina Transkontinental. Saat ini PT Pertamina Transkontinental sedang memiliki project perluasan Gudang LLP (Lindungan Lingkungan Perairan) di Lima area yaitu Fuel Terminal Bitung, Kendari, Kolondole, Makassar dan Toli-Toli. Pada penelitian ini penulis mengambil lokasi di Integrated terminal Makassar dimana lokasi tersebut mengerjakan struktur seluncuran. Selama pelaksanaan proyek terdapat masalah yaitu keterlambatan waktu proyek yang terjadi di Integrated Terminal Makassar, berdasarkan hasil wawancara bersama pihak perusahaan, proyek ini menggunakan metode Bar Chart dalam penjadwalannya sehingga tidak dapat mengetahui hubungan antar kegiatan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan optimalisasi waktu proyek, pada penelitian ini digunakan metode penjadwalan CPM ( Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation Review Technique) untuk menghasilkan durasi yang optimal dalam pembangunan struktur seluncuran. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan seperti volume, waktu pelaksanaan proyek, urutan kegiatan pelaksanaan dan kurun waktu yang diharapkan. Pada metode CPM dibutuhkan durasi normal proyek dan kemudian akan diolah menjadi diagram jalur kritis sehingga dihasilkan optimalisasi durasi dari metode tersebut. Sementara itu, untuk menghasilkan durasi yang optimal dengan metode PERT digunakan 3 jenis durasi antara lain optimisme time (a), psimistic time (b), mostlikely time (m). Durasi yang dijadwalkan oleh pihak perusahaan yaitu selama 149 hari. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode CPM pekerjaan tersebut dapat diselesaikan selama 112 hari, lalu setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode PERT pekerjaan dapat dilakukan selama 139 hari dengan probabilitas sebesar 99,89%. Merujuk pada perhitungan, durasi metode CPM lebih cepat dari metode PERT. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan metode crashing, pada saat durasi normal total tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 64 orang, sedangkan setelah dilakukan percepatan durasi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak sebanyak 75 orang. 
Institution Info

Institut Teknologi Kalimantan