Abstract :
Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan kondisi trim kapal. Kondisi trim buritan (trim by stern) terbukti bisa mengurangi hambatan kapal, yang berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi bahan bakar. Namun, jika trim terlalu ekstrim berpengaruh terhadap titik berat kapal yang gampang berpindah. Pada penyelidikan KNKT, beberapa kasus kapal yang miring ataupun tenggelam diakibatkan oleh kompartemen mengalami kebocoran. Kebocoran kompartemen kapal akan mempengaruhi stabilitasnya. Jika stabilitas kebocoran kapal buruk, maka kapal kehilangan kemampuan untuk kembali ke posisi tegaknya. Pada penelitian ini, akan dianalisis stabilitas kebocoran kapal pada saat mengalami trim menggunakan pendekatan deterministik dengan menggunakan kriteria residual stability (stabilitas sisa) sesuai SOLAS,II 1/8.
Penelitian ini akan menggunakan beberapa variasi trim untuk mengetahui trim yang paling optimal terhadap hambatan kapal. Variasi trim yang akan digunakan yaitu trim aktual, evenkeel, 0,1 m, 0,2 m, 0,3 m, 0,4 m, dan 0,5 m. Trim yang digunakan yaitu diatur trim by stern. Setelah didapatkan trim kapal yang optimal, lalu dilakukan analisis stabilitas utuh dan stabilitas kebocorannya. Analisis stabilitas kebocoran yang digunakan adalah metode deterministik. Skenario kebocoran yang akan digunakan yaitu skenario 1 kebocoran ruang kemudi, skenario 2 kamar mesin, skenario 3 ruang kemudi dan kamar mesin, skenario 4 Void 2, skenario 5 Void Fore, dan skenario 6 Void 2 dan Void Fore. Kemudian, akan dilakukan evaluasi dengan menggunakan kriteria stabilitas utuh yang terdapat pada ?International Code On Intact Stability, 2009? dan stabilitas kebocoran sesuai dengan kriteria stabilitas sisa (residual stability) ?SOLAS, II-1/8 8.2.3?.
Variasi trim 0,3 m memiliki hambatan yang paling kecil jika dibandingjkan dengan variasi trim yang lainnya yaitu 51,4 kN, walaupun pada saat trim aktual 0,34 m tetap memiliki hambatan yang lebih kecil yaitu 50,8 kN. Pengaruh trim terhadap skenario ketika kapal mengalami kebocoran sangat signifikan. Pada saat kapal mengalami kebocoran, nilai GZ Curve memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan ketika tidak mengalami kebocoran. Karakteristik stabilitas kebocoran pada kondisi trim 0,3 m adalah semua kondisi kebocoran satu kompartemen masih memenuhi kriteria, pada kebocoran dua kompartemen bagian haluan masih memenuhi, namun pada bagian buritan tidak memenuhi. Hal yang sama juga terjadi pada skenario kebocoran pada kondisi trim aktual 0,34 m.