DETAIL DOCUMENT
Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Berdasarkan Tingkat Kerentanan di Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Erliana, Ella Febby
Subject
AI Indexes (General) 
Datestamp
2023-07-20 08:18:50 
Abstract :
Pada Kabupaten Penajam Paser Utara telah terjadi kebakaran hutan dan lahan dari tahun 2016 sampai dengan 2020 sebanyak 189 kali. Sebagian besar Kecamatan yang berkontribusi terhadap terjadinya Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah Kecamatan Penajam. Tujuan dari penelitian ini yaitu merumuskan mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam PaserrUtara. Berdasarkan hasil analisis AHP maka faktor prioritas kerentanan kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara adalah kerentanan lingkungan lingkungan dengan bobot 0.81 dan kerentanan ekonomi dengan bobot 0.19. Berdasarkan analisis overlay, diperoleh kerentanan kebakaran hutan dan lahan rendah di Desa Giri Mukti, Giri Purwa, Sidorejo, Kelurahan Bukit Subur, Buluminung, Gersik dan Gunung Steleng seluas 17605.58 Ha. Kerentanan kebakaran hutan dan lahan sedang di Kelurahan Jenebora, Kampung Baru, Lawe-Lawe, Nenang, Nipah-Nipah, Pantai Lango, Pejala dan Petung seluas 16872.95 Ha. Kerentanan kebakaran hutan dan lahan tinggi di Kelurahan Penajam, Riko, Saloloang, Sepan, Sesumpu, Sotek, Sungai Parit dan Tanjung Tengah dengan luas 56116.87 Ha. Rumusan mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan berdasarkan analisis triangulasi yaitu terdiri dari mitigasi non struktural kerentanan rendah dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, kerentanan sedang dengan memonitor kegiatan pada lahan pertanian dan perkebunan, dan kerentanan tinggi melakukan evakuasi manusia, tumbuhan langka dan satwa liar. Sedangkan mitigasi struktural untuk kerentanan rendah dengan penyedian peta kebakaran hutan dan lahan, pemasangan rambu, pemasangan Early Warning System (EWS), kerentanan sedang dengan Penerapan agroforestry, pengelolaan bahan bakaran dan pembuatan sekat bakar, kerentanan tinggi dengan Melakukan analisis vegetasi terbakar, Pengadaan teknologi modifikasi cuaca (TMC), Menempatkan peralatan pengurangan kabut asap Ground Mist Generator (GMG), Pembuatan embung atau kantong air serta Pembuatan canal blocking. Kata Kunci: Kebakaran hutan dan lahan, Kerentanan, Mitigasi 
Institution Info

Institut Teknologi Kalimantan