Abstract :
Banjir merupakan bencana alam yang terjadi tiap tahunnya terjadi yang berupa
genangan air pada lahan yang awal mulanya kering menjadi terendam oleh air biasa
terjadi pada pusat kota. Banjir memiliki beberapa faktor penyebab salah satunya
pertambahan jumlah penduduk yang berpengaruh kepada penggunaan lahan
seharusnya daerah tersebut merupakan daerah resapan air hujan beralih fungsi
menjadi daerah pemukiman sehingga meningkatnya debit limpahan pada daerah
tersebut. Hal ini terjadi karena perbedaan koefisien limpahan makin besar koefisien
maka debit limpahan akan besar juga, dengan debit yang meningkat tersebut maka
harus adanya evaluasi dan perencanaan ulang pada sistem drainase agar dapat
menyalurkan debit limpahan dari hujan yang meningkat. Sistem drainase
merupakan salah satu bangun konstruksi sipil dalam menanggulangi banjir, oleh
karena itu evaluasi dan perencanaan ulang sistem drainase berbanding lurus dengan
laju perubahan tata guna lahan. Sehubungan dengan permasalahan diatas maka
evaluasi dan perencanaan ulang drainase perlu dilakukan sebagai langkah awal
untuk menanggulangi banjir. Sesuai analisis didapatkan debit hidrologi yang terjadi
pada kawasan studi adalah sekitar 5,75 m3
/s ? 104,84 m3
/s. Terdapat 28 titik kontrol
yang mengalami luapan pada saluran primer. Terdapat 15 titik kontrol yang
mengalami luapan pada saluran sekunder. Oleh karena itu di rencanakan saluran
primer dengan lebar sekitar 1,2 m ? 3,6 m dan tinggi saluran sekitar 1,5 m ? 4,7 m.
Kata Kunci: Banjir, Perubahan Tata Guna Lahan, Sistem Drainase