Abstract :
Penerapan prinsip berkelanjutan pada kawasan industri menjadi kebutuhan mendesak sebagai upaya minimalisasi ancaman kelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan lingkungan atas dampak industrialisasi. Sebagai kawasan industri yang berada pada pusat perkotaan dan berbatasan langsung dengan permukiman di Jakarta Timur, Kawasan Industri Pulogadung perlu dikelola dengan prinsip keberlanjutan. Penerapan prinsip berkelanjutan diperlukan sebagai upaya meningkatkan pembangunan industri yang berwawasan lingkungan disamping fungsi utamanya sebagai penggerak perekonomian. Penerapan prinsip berkelanjutan penting diaplikasikan di wilayah studi sebagai respon terhadap permasalahan kawasan industri seperti penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara, indikasi pelanggaran hukum perusahaan industri dan ketidaktersediaan infrastruktur dasar kawasan industri. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi tingkat keberlanjutan kawasan industri Pulogadung sehingga kegiatan ekonomi industri tetap berlangsung selaras dengan kualitas lingkungan yang tetap terjaga. Penelitian ini disusun untuk merumuskan strategi peningkatan pembangunan industri berkelanjutan di Kawasan Industri Pulogadung. Pertama, penentuan status keberlanjutan dan identifikasi faktor pengungkit ditelusuri dengan menggunakan metode Multidimensional Scalling (MDS) melalui aplikasi Rap?Industrial. Selanjutnya, dilakukan perumusan strategi peningkatan keberlanjutan berdasarkan faktor kunci keberlanjutan industri dengan menggunakan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor indeks keberlanjutan Kawasan Industri Pulogadung saat ini sebesar 52,90 atau berada pada posisi cukup berkelanjutan. Selanjutnya, analisis prospektif mengungkapkan adanya 10 faktor kunci yang memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan tingkat keberlanjutan pada dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, teknologi dan infrastruktur, dan manajemen dan regulasi. Selanjutnya, strategi peningkatan keberlanjutan dapat dirumuskan berdasarkan faktor kunci yang teridentifikasi melalui beberapa manipulasi kondisi setiap faktor kunci. Pada skenario pesimis manipulasi dilakukan dengan peningkatan kondisi pada faktor desain bangunan
ramah lingkungan, teknologi reduksi pencemaran udara, dan teknologi reduksi pencemaran air. Skenario ini menghasilkan indeks berkelanjutan sebesar skor 55,95 atau pada level
cukup berkelanjutan. Selanjutnya pada skenario moderat dan optimis menghasilkan peningkatan keberlanjutan yang signifikan dengan skor masing-masing sebesar 74,65 (cukup berkelanjutan) dan 79,52 (berkelanjutan). Skor skenario moderat diprediksi dari perubahan kondisi faktor pengelolaan sampah, ketersediaan suplai air, monitoring kerja lingkungan, teknologi reduksi pencemaran air, rencana induk kawasan dan pemberian sanksi, sedangkan skor skenario optimis dihitung dari peningkatan seluruh faktor kunci.
Dengan demikian, strategi yang optimal untuk meningkatkan keberlanjutan Kawasan Industri Pulogadung adalah dengan penerapan skenario optimis. Strategi ini dapat diterapkan secara bertahap dengan melakukan seluruh perbaikan terhadap faktor kunci, sehingga peningkatan keberlanjutan Kawasan Industri Pulogadung dapat tercapai secara maksimal.