DETAIL DOCUMENT
Optimalisasi Proses Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik berupa Sewage Treatment Plant (STP) di PT. X Balikpapan - Submit Jurnal/Seminar
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Pamungkas, Nurhijratul Ahfa
Subject
TD Environmental technology. Sanitary engineering 
Datestamp
2023-12-22 08:58:48 
Abstract :
PT. X merupakan salah satu industri manufaktur dengan salah satu workshop-nya terdapat di Kota Balikpapan dan pada setiap kegiatan perindustrian mereka tentunya menghasilkan buangan air limbah berupa air limbah industri dan air limbah domestik. PT. X Balikpapan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik yang berupa Sewage Treatment Plant (STP) untuk memenuhi kewajiban terhadap peraturan yang berlaku. Namun, hasil effluent yang dihasilkan terkadang masih belum memenuhi baku mutu khususnya pada parameter ammonia dengan kadar effluent adalah 114,35 mg/L di bulan September 2023, sedangkan baku mutu untuk parameter ammonia adalah 10 mg/L menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.68/Menlhk-Setjen/2016. Maka dari itu, perlu dilakukannya optimalisasi pada proses kinerja Sewage Treatment Plant (STP), di mana pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan komparatif yang bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang dibandingkan dengan kondisi dan situasi yang berbeda. Hasil penelitian didapatkan bahwa sumber air limbah domestik yang diolah pada IPAL domestik bersumber dari kegiatan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) pada area toilet kantor utama, dengan unit ? unit pengolahan yang terdiri dari Septic Tank, Sewage Treatment Plant (STP), Filter Tank, unit filter, dan Chlorine Bowl. Efisiensi penyisihan ammonia berdasarkan karakteristik influent dan effluent-nya adalah sebesar 0,48%. Rekomendasi dan optimalisasi yang disarankan adalah memodifikasi ukuran Septic Tank menjadi 3,39m × 1,33m × 2m dan meningkatkan operasional unit aerasi dengan membersihkan lumpur dalam kompartemen, memperpanjang waktu detensi menjadi 24 jam untuk mengoptimalkan pertumbuhan mikroorganisme dan penguraian ammonia, atau dengan meningkatkan alat penunjang berupa peningkatan kapasitas atau penambahan jumlah blower yang dapat memberikan pasokan udara minimum sebanyak 154,837 L/menit sehingga waktu detensi dapat dikurangi. 
Institution Info

Institut Teknologi Kalimantan