Abstract :
Desuperheater adalah sistem pada perpipaan dengan tujuan untuk menurunkan temperatur dari steam dengan menyemprotkan cairan dengan temperatur yang lebih rendah. Sejak desuperheater diinstalasi pada pipa 010-Q06 pada tahun 2012, tercatat telah terjadi 3 kali kebocoran pada daerah daerah las-lasan setelah desuper heaterhingga saat ini dan yang terbaru pada tahun 2021 terjadi pada las-lasan antara pipa
dengan flange juga ditandai dengan adanya korosi. Pada penelitian kali ini dimulai dengan memotong material menjadi dua titik yaitu titik atas (A) dan titik bawah (B) lalu ukuran spesimen disesuaikan sesuai dengan dimensi yang ditentukan dari masing-masing pengujian. Pengujian yang dilakukan ialah Liquid Penetrant Test(LPT), X-Ray Diffraction (XRD), metalografi dan pengamatan mikro serta simulasi aliran fluida. Hasil pengujian LPT menunjukkan jika crack terjadi pada daerah sekitar las-lasan. Hasil metalografi menunjukkan perubahan struktur mikro menjadi lebih padat dan memanjang yang diindikasikan terdapat tegangan sisa serta pearlite yang sedikit lebih banyak pada daerah atas yang merujuk terhadap kegetasan. Hasil pengujian XRD didapatkan nilai tegangan sisa sebesar 39,058 MPa dan 33,353 MPa namun masih dalam batas normal dibawah 20% dari kekuatan tarik serta oksigen diidentifikasi sebagai penyebab utama dari korosi yang terjadi. Hasil dari pengamatan mikro mendapati bahwa crack yang terjadi merupakan transgranular crack sehingga menguatkan bahwa material mengalami kondisi getas. Dan hasil simulasi mendapati
bahwa telah terjadinya turbulensi pada daerah crack sehingga menjadikan daerah crack sebagai daerah yang memang rawan terjadi korosi, erosi dan crack. Hasil dari pengujian-pengujian yang telah dilakukan merujuk pada stress corrosion cracking (SCC) dikarenakan terpenuhinya kondisi yang memungkinkan SCC dapat terjadi.