Abstract :
PLTU Kaltim Teluk adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi panas dari uap air untuk menghasilkan listrik. Dalam kegiatan operasional, penggunaan material sangat diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan peralatan. Pada proses pengadaan material sering terjadi keterlambatan kedatangan material yang menyebabkan terkendala penundaan pemeliharaan dan operasional. Kegiatan pengevaluasian pada proses pengadaan material ini sangat diperlukan. Untuk mengatasi permasalahan keterlambatan kedatangan material maka diperlukan pendekatan melalui suatu rekayasa sistem agar dapat diperoleh faktor apa saja yang mempengaruhi keterlambatan dalam pengadaan material agar tidak terjadi lagi keterlambatan dalam pemesanan material. Utilitas dan waktu tunggu pada staf pembuatan FPB, TOR, RAB dari 13% hingga 62%, staf RO 6%-55%, staf HPE 50%-77%, staf RKS 10%-52%, approving tim user, asisten manager hingga manager sebesar 73%-90%, staf PDP 0%-45%, staf HPS 0%-45%, staf PPP 0%-44%, staf pemasukan 61%-81%, staf eval 4%-41%, staf BA 0-56%, staf PO 8-52%. Waktu tunggu tertinggi yaitu pada tahapan approving dan pembuatan dokumen, dengan rata-rata waktu tunggu pada tahap approving sebesar 4-24 jam dan pembuatan dokumen TOR, FPB, RAB selama 1-11 jam. Pada berbagai tahapan dalam proses pengadaan. Hasil analisis menunjukkan variasi signifikan pada tahapan yang berbeda, dengan waktu tunggu tertinggi terjadi pada tahapan approving dan pembuatan dokumen. Penelitian juga mengembangkan tiga skenario perbaikan, di mana skenario 3 diidentifikasi sebagai usulan terbaik. Skenario-skenario ini berfokus pada pengurangan resource internal dan peningkatan pembelian material tertentu untuk meningkatkan efisiensi proses pengadaan. Implementasi skenario-skenario tersebut meningkatkan utilitas sumber daya dan mencapai hasil persediaan yang optimal.