Abstract :
Kemacetan pada pesimpangan tak bersinyal di kota Balikpapan semakin
sering dialami. Simpang tak bersinyal mengharuskan masing pengendara
memutuskan sendiri apakah mereka cukup aman untuk melewati persimpangan
atau harus berhenti terlebih dahulu sebelum melewati persimpangan. Kondisi
simpang tak bersinyal tesebut memberikan dampak adanya pengguna kendaraan
melanggar marka pada persimpangan, hal tersebut mengakibatkan kondisi
geometrirk pada persimpangan mengalami perubahan dan menghasilkan kinerja
simpang baru. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis kinerja simpang
akibat pelanggaran marka pada persimpangan tak bersinyal. Metode yang
digunakan untuk menganalisa kinerja simpang digunakan MKJI 1997sebagai
panduan, dan menggunakan bantuan perangkat lunak simulasi lalu lintas untuk
mengetahui penjang antrian. Selain itu digunakan metode Pasific Consultant
International untuk menghitung biaya operasional kendaraan. Hasil yang
didapatkan adalah selisih nilai kinerja simpang untuk derajat kejenuhan pada
simpang jalan MT.Haryono dan jalan Soekarno Hatta 0,25 di hari kerja dan 0,10
di akhir pekan, pada simpang jalan Soekarno Hatta dan jalan Projakal -0,01 di hari
kerja dan -0,03 di akhir pekan, pada simpang jalan MT.Haryono dan jalan
Indrakila -0,01 di hari kerja dan 0,3 di akhir pekan. Panjang antrian yang
dihasilkan secara umum simpang kondisi ideal menghasilkan panjang antrian
yang lebih jauh dari kondisi eksisting. Biaya Operasional Kendaraan yang harus
dikeluarkan untuk melewati simpang secara umum, kondisi ideal membutuhkan
biaya operasional kendaraan lebih besar dibandingkan kondisi eksisting