Abstract :
Peningkatan suhu udara akibat perubahan iklim dan pemanasan global telah menjadi perhatian utama bagi pembuat kebijakan, salah satunya adalah pemerintah
Kalimantan Timur. Kenaikan suhu berdampak signifikan pada permintaan listrik, perluasan jaringan listrik dan rencana tenaga listrik di Kalimantan Timur. Hal ini
dikarenakan pemakaian peralatan pendingin seperti AC maupun peralatan elektronik lainnya banyak digunakan ketika suhu udara meningkat. Konsumsi
energi listrik memiliki hubungan erat dengan perkembangan ekonomi di
Kalimantan Timur. Sehingga diperlukan peramalan terhadap suhu udara guna
memprediksi konsumsi energi listrik di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peramalan suhu udara di Kalimantan Timur dan
mengetahui hubungan antara suhu udara dan konsumsi energi listrik di Kalimantan Timur. Suhu udara di Kalimantan Timur diukur dari tiga stasiun meteorologi yang
terletak di kota Balikpapan, Samarinda dan Berau. Oleh karena itu, peramalan suhu udara di Kalimantan Timur diukur melalui peramalan suhu udara di tiga kota tersebut. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan ialah metode ARIMA
(Autoregressive Integrated Moving Average) dan Regresi Linear. Hasil analisis menggunakan metode ARIMA diperoleh model terbaik untuk peramalan kota Balikpapan, Samarinda dan Berau secara berturut-turut, yaitu ARIMA(1,1,1),
ARIMA(1,1,1) dan ARIMA(3,1,0). Adapun berdasarkan hasil regresi linear berganda diperoleh nilai R-Square sebesar 39%. Dari hasil uji t dan uji F, diketahui
bahwa suhu udara berpengaruh terhadap kenaikan konsumsi energi listrik di Kalimantan Timur. Rata-rata kenaikan suhu udara, jika suhu udara meningkat 1?,
maka konsumsi energi listrik Kalimantan Timur secara umum meningkat sebesar
9,851 MW.