Abstract :
Saat ini banyak negara yang mulai mengurangi pengguanaan bahan bakar fosil karena faktor lingkungan dan perubahan iklim yang membuat perhatian
terhadap Distributed Generation (DG) semakin meningkat. DG merupakan
pembangkit tenaga listrik yang tersebar disekitar beban dan memiliki daya keluaran
yang lebih kecil dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional dan ramah
lingkungan. Penggunaan DG pada jaringan lebih diutamakan untuk mendukung
pembangkitan energi listrik dari pembangkit utama. DG dapat mempengaruhi
kestabilan tegangan. Kestabilan tegangan merupakan salah satu hal penting yang
harus ada pada operasi sistem tenaga listrik. Dampak dari ketidakstabilan tegangan
dapat menurunkan performa sistem dan terjadinya blackout. Perbaikan kestabilan
tegangan dapat dilakukan dengan pemasangan DG pada sistem distribusi.
Penempatan DG dilakukan pada penyulang B4 GI Bukuan Samarinda. Pemasangan
DG dilakukan dengan metode Line Voltage Stability Index (LVSI) dengan melihat
nilai indeks yang rendah dan sistem dikatakan stabil ketika nilai indeks kestabilan
tegangan bernilai kurang dari 1 p.u. Semakin besar daya yang di injeksi DG pada
sistem maka nilai kestabilan tegangan semakin meningkat dan tegangan juga akan
mengalami kenaikan. Indeks kestabilan tegangan setelah pemasangan 3 DG pada
kondisi beban normal dengan kapasitas DG 1100 kW pada bus 33, bus 64 dan bus
85 mengalami kenaikan sebesar 99,89201%; 99,76826% dan 98,30907%.
Sedangkan indeks kestabilan tegangan kondisi beban maksimum dengan kapasitas
1700 kW pada bus 95, bus 412 dan bus 107 mengalami kenaikan sebesar
95,78008%; 98,50654% dan 93,82398%.