DETAIL DOCUMENT
Desain Proses Extractive Distillation Sistem Etil Asetat-Etanol Dan Etil Asetat-Air dengan Menggunakan Organic Solvent Dan Ionic Liquid Sebagai Entrainer
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Fadillah, Akhmad
Fitria, Cici
Subject
QD Chemistry 
Datestamp
2021-06-16 03:28:14 
Abstract :
Industri etil asetat merupakan industri yang berkembang pesat saat ini. Hal ini dikarenakan etil asetat merupakan pelarut kimia yang umum digunakan pada proses coating, synthetic fibers, industri farmasi dan proses produksi lainnya. Etil asetat merupakan hasil produk yang diperoleh dari reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol. Namun, untuk mencapai kemurnian etil asetat yang tinggi terbilang sulit dikarenakan terdapat titik azeotrope antara etil asetat-etanol, etil asetat-air, etanol-air, dan etil asetat-etanol-air. Oleh sebab itu, untuk memisahkan campuran yang memiliki titik azeotrope dapat dilakukan dengan menggunakan distilasi ekstraktif. Namun, pengaruh pemilihan jenis entrainer (organic solvent dan ionic liquid) dan kondisi operasi kolom menjadi faktor penting untuk mencapai kemurnian etil asetat secara optimal dan dibutuhkan analisis kelayakan secara ekonomi berdasarkan Total Annual Cost (TAC) untuk mendapatkan pengeluaran biaya seminimal mungkin. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahap, yakni studi literatur berupa pengumpulan data seperti kondisi operasi kolom, UNIFAC group, dan ionic liquid properties. Kemudian tahap seleksi entrainer berupa permodelan VLE dan relative volatility. Selanjutnya simulasi menggunakan aplikasi Aspen Plus V.10 untuk analisis sensitivitas dengan memvariasikan jumlah stage, feed stage, entrainer stage, reflux ratio, dan entrainer flow rate sehingga didapatkan hasil kemurnian etil asetat sebesar 99%. Selanjutnya dilakukan optimasi sehingga diperoleh hasil pada sistem etil asetat-etanol, entrainer terbaik adalah [EMIM]MeSO3 dengan kondisi operasi pada EDC (jumlah stage 20, feed stage 15, entrainer stage 2 dan reflux ratio 0,5) dan pada SRC (jumlah stage 4, feed stage 2 dan reflux ratio 1) dengan TAC sebesar 2.078.803 USD/tahun. Sedangkan pada sistem etil asetat-air, entrainer terbaik adalah DMSO dengan kondisi operasi pada EDC (jumlah stage 30, feed stage 26, entrainer stage 6 dan reflux ratio 0,5) dan pada SRC (jumlah stage 5, feed stage 2 dan reflux ratio 0,8) dengan TAC sebesar 1.871.018 USD/tahun. 
Institution Info

Institut Teknologi Kalimantan