Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Pangestu, Amelia Anggraini
Rahmayanti, Etty
Subject
QD Chemistry
Datestamp
2021-06-16 03:35:54
Abstract :
Industri refraktori di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.
Kementerian Perindustrian (2019) menyatakan bahwa saat ini kebutuhan produksi
diperkirakan mencapai 50.000 ton, dengan total kapasitas produksi reftraktori
nasional mencapai 200.000 ton. Peningkatan produksi refraktori menyebabkan
bahan baku pembuatan fireclay bricks juga meningkat, salah satunya yaitu tanah
liat. Penggunaan tanah liat yang meningkat berdampak pada kerusakan
lingkungan bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Sehingga perlu alternatif lain
sebagai bahan tambahan untuk mengurangi penggunaan tanah liat sebagai bahan
dasar pembuatan batu bata tahan api yaitu abu terbang atau fly ash hasil sisa
proses pembakaran batu bara pada industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU). Fly ash digunakan sebagai bahan dalam pembuatan batu bata tahan api
dengan penambahan natrium silikat (Na2SiO3) dan larutan hidrogen peroksida
(H2O2) sebagai foaming agent. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi larutan hidrogen peroksida (H2O2) yang menghasilkan nilai densitas
rendah pada batu bata ringan tahan api, serta mengetahui komposisi terbaik dari
fly ash dalam pembuatan batu bata ringan tahan api. Karakterisasi fly ash
menggunakan X-Ray Fluoresence (XRF). Uji densitas pada batu bata tahan api
dilakukan dengan metode sintering pada suhu 1100oC. Pengujian karakteristik
yang dilakukan pada penelitian ini ialah, densitas, penyerapan, porositas,
shrinkage, dan kuat tekan. Dengan variabel fly ash 5%, 10%, 15%, 20%, dan
25%. Dengan ditambahkan cairan hidrogen peroksida sebanyak 5ml, 7ml, dan
9ml, sehingga mempengaruhi pembentukan poros pada batu bata tahan api
tersebut. Dengan hasil pengujian tertinggi kuat tekan 0,549 Mpa, penyerapan
37,46%, shrinkage 2%, densitas 1,44 g/cm3 dan porositas 41,04%.