Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Rijani, Faidi
Assi, Gregorius Irvan
Subject
QD Chemistry
Datestamp
2021-06-16 06:19:52
Abstract :
Saat ini semakin pesatnya perkembangan industri di Indonesia,
menyebabkan semakin besarnya produksi air limbah yang mengandung
kontaminasi logam berat. Sesuai PP RI No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan air
dan pengendalian pencemaran air, kandungan logam berat yang diizinkan pada air
limbah ialah, tembaga (Cu) kurang dari 1 mg/L dan timbal (Pb) kurang dari 0,1
mg/L, sehingga air limbah perlu pengolahan lebih lanjut agar tidak mencemari
lingkungan. Untuk mengurangi kontaminasi logam berat pada air limbah
diperlukan teknik yang murah dan efektif, salah satunya adalah adsorpsi dengan
menggunakan zeolit alam sebagai adsorben. Kapasitas adsorpsi zeolit alam
ditingkatkan dengan cara modifikasi fisis dan kimia. Modifikasi fisis pada zeolit
alam Lampung dilakukan melalui proses kalsinasi, sementara kimia dilakukan
menggunakan larutan asam (HCl) dan larutan basa (NaOH). Karakterisasi zeolit
alam Lampung termodifikasi dan tak termodifikasi dilakukan dengan X-Ray
Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared
Spectroscope I (FTIR), dan UltraViolet-Visible Spectroscopy (UV-VIS),
Sementara filtrat larutan logam berat setelah proses adsorpsi dikarakterisasi
menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa bentuk kristal zeolit alam Lampung merupakan
jenis klinoptilolit dan tidak mengalami perubahan selama proses modifikasi
berlangsung. Proses modifikasi zeolit alam Lampung menunjukkan penurunan
rasio Si/Al, dari 6,89 menjadi 6,63, dan penurunan luas permukaan dari 9,0 m2
menjadi 8,98 m2. Hasil adsorpsi logam berat Pb dan Cu menunjukkan suhu
optimal proses adsorpsi berada pada interval 30-50oC dengan waktu kontak
optimum 20 menit untuk ZNPb dan 100 menit untuk ZSPb,ZHPb, ZSCu,ZHCu,
dan ZNCU. Kapasitas adsorpsi logam Pb tertinggi dihasilkan oleh ZNPb, yaitu
sebesar 1 mg/g, sementara kapasitas adsorpsi logam Cu tertinggi dihasilkan oleh
ZNCu, yaitu sebesar 0,621 mg/g. Kinetika adsorpsi logam Pb dan Cu mengikuti
persamaan kinetika pseudo orde kedua, yang menunjukkan proses chemisorpsi.