DETAIL DOCUMENT
“PEMETAAN TINGKAT KERENTANAN BENCANA KEBAKARAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN BARU ILIR,BALIKPAPAN BARAT ”
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Kalimantan
Author
Hapsari, Amalia
Subject
TA Engineering (General). Civil engineering (General) 
Datestamp
2019-10-23 00:54:02 
Abstract :
Tingginya pertumbuhan permukiman dapat menyebabkan daerah tersebut sebagai daerah yang rentan akan bencana kebakaran. Salah satu faktor yang menyebabkan daerah rentan akan bencana kebakaran yaitu 1) kepadatan penduduk dimana Kelurahan Baru Ilir memiliki kepadatan penduduk sebesar 33,945.76 Jiwa/Km2. 2) Kejadian kebakaran di Kelurahan Baru Ilir telah terjadi sebanyak 20 kali dalam 6 tahun terakhir. 3) 86% dari total luas wilayah Baru Ilir merupakan kawasan terbangun di kelurahan Baru Ilir dengan 4) luas lahan kosong hanyan sebesar 14% dari total luas wilayah. Hal ini menjadikan kelurahan Baru Ilir sebagai daerah yang rentan akan bencana kebakaran. Dalam penanggulangan dari bencana kebakaran diperlukannya pemetaan tingkat kerentanan bencana kebakaran. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat dua sasaran penelitian yaitu: 1) menganalisis faktor prioritas pengaruh kerentanan kebakaran dengan menggunakan metode analitycal hierarchy proses (AHP) yang didasarkan dari sedut pandang keenam stakeholder; 2) mengalisis tingkat kerentanan kebakaran dengan menggunakan metode overlay weighted sum. Dari hasil analisis faktor prioritas pengaruh kerentanan di simpulkan bahwa dari setiap faktor dalam setiap aspek memiliki tingkat prioritas dengan nilai bobot masing-masing. Faktor serta nilai bobot yang telah dihasilkan kemudian di overlay weighted sum untuk menilai tingkat kerentanan bencana kebakaran. Dari hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhin tingkat kerentanan kebakaran, disimpulkan bahwa kerentanan kebakaran dipengaruhi oleh aspek kerentanan fisik, sosial, lingkungan dan ekonomi. Faktor-faktor yang dihasilkan berdasarkan aspeknya kemudian dilanjutkan ke tahap analisis selanjutnya untuk mengetahui tingkat prioritas masing-masing faktor melalui AHP. Dari hasil AHP dapat disimpulkan bahwa kerentanan fisik merupakan aspek prioritas dengan bobot tertinggi yaitu 0.33 kerentanan ekonomi sebagai prioritas kedua dengan bobot 0.26, kerentanan sosial sebagai prioritas ketiga dengan bobot 0.25 dan kerentanan lingkungan sebagai prioritas terakhir dengan bobot 0.16. Setelah didapatkan bobot, selanjutnya di overlay didapatkan hasil, bahwa di Kelurahan Baru Ilir memilikitingkat kerentanan tinggi dan sangat tinggi. Terdapat 59 RT dengan tingkat kerentanan tinggi dan 4 RT dengan tingkat kerentanan yang sangat tinggi yaitu RT 2, 4,19 dan 38. Luas wilayah dengan tingkat kerentanan yang sangat tinggi seluas 2.88 ha dan 85.56 ha luas wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi. 
Institution Info

Institut Teknologi Kalimantan