Institusion
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Author
Kelly, Muhammad Febryansyah
Subject
TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Datestamp
2023-07-28 08:03:14
Abstract :
Pemerataan kebutuhan listrik di Indonesia masih bisa dibilang kurang. Hal ini dibuktikan dengan program pemerintah Pembangunan Pembangkit 35000 MW. Salah satu perwujudan program ini adalah dengan munculnya proyek pembangunan PLTU Timor-1 2 x 50 MW yang berada di Nusa Tenggara Timur. PLTU tersebut direncanakan beroperasional dengan kebutuhan bahan bakar batu bara Namun, di Nusa Tenggara Timur, tidak terdapat pertambangan batu bara ataupun potensi pertambangan batu bara sebagai pensuplai kebutuhan operasionalnya. Oleh karena itu, dibutuhkan transportasi batu bara melalui jalur laut dari daerah atau pulau lain dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya. Melihat Pelabuhan laut terdekat dari lokasi proyek PLTU Timor-1 berjarak sekitar kurang lebih 30 km, yang tentunya membutuhkan waktu dan biaya lebih untuk bongkar-muat hingga transportasi darat batu bara dari Pelabuhan menuju PLTU Timor-1. Maka dari itu, akan dilakukan perencanaan pembangunan terminal khusus sebagai fasilitas transportasi batu bara yang difokuskan untuk pemenuhan kebutuhan operasional PLTU-Timor 1. Hasil dari perencanaan terminal khusus PLTU Timor 1, didapatkan bahwa dermaga yang digunakan adalah jetty dengan dimensi panjang 125 m, lebar 22,5 m, dan elevasi +5,5 MLAT, yang kemudian disambung dengan trestle dengan dimensi panjang 122,5 m, lebar 15,5 m, dan elevasi +5,5 MLAT. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembangunan terminal khusus ini dengan menggunakan metode pengecoran in-situ. Kemudian untuk total estimasi rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan terminal khusus ini adalah Rp 98.241.708.000,00 (Sembilan Puluh Delapan Milyar Dua Ratus Empat Puluh Satu Juta Tujuh Ratus Delapan Ribu Rupiah).
================================================================================================================================
The equitable distribution of electricity demand in Indonesia is still lacking. This is evidenced by the government's 35000 MW Power Plant Development program. One manifestation of this program is the emergence of the PLTU Timor-1 2 x 50 MW construction project in East Nusa Tenggara. The PLTU is planned to operate with coal fuel needs. However, in East Nusa Tenggara, there is no coal mining or potential for coal mining to supply its operational needs. Therefore, it is necessary to transport coal by sea from other regions or islands to meet its operational needs. The nearest seaport from the PLTU Timor-1 project location is approximately 30 km, which of course requires more time and costs for loading and unloading to land transportation of coal from the port to PLTU Timor-1. Therefore, planning for constructing a special terminal as a coal transportation facility will be carried out, focusing on meeting the operational needs of PLTU-Timor 1. The results of planning a special terminal for PLTU Timor 1, it was found that the jetty used was a jetty with dimensions 125 m long, 22.5 m wide, and an elevation of +5.5 MLAT, which was then connected to a trestle with dimensions of 122.5 m long, wide 15.5 m, and elevation +5.5 MLAT. The implementation method used in the construction of this special terminal is by using the in-situ casting method. Then the total estimated budget plan required for the construction of this special terminal is IDR 98.241.708.000,00 (Ninety Eight Billion Two Hundred Fourty One Million Seven Hundred Eight Thousand Rupiah).