DETAIL DOCUMENT
Desain Pabrik Minyak Atsiri dari Serai Wangi dengan Metode Ekstraksi CO2 Superkritis
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Author
Ichsan, Ibrahim
Nadila, Tiara
Subject
TP155.5 Chemical plants--Design and construction 
Datestamp
2023-08-02 00:55:59 
Abstract :
Industri kosmetik semakin berkembang periode sedekade ini. Salah satu sumber utama dari kosmetik adalah minyak atsiri, cairan berkonsentrasi yang mengandung senyawa aromatik yang berasal dari tumbuhan. Keanekaragaman flora dalam luasan hutan tropis yang tersebar di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pemasok terbesar minyak atsiri dunia, yaitu sekitar 85%. Dengan rincian sekitar 40 minyak atsiri diproduksi di Indonesia, 12 diantaranya dikembangkan dalam skala industri, termasuk minyak serai wangi. Minyak serai wangi merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara penyulingan dari tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus). Selain itu, minyak serai wangi dapat digunakan sebagai bahan baku industri sabun, pasta gigi dan obat-obatan, maupun pestisida nabati. Dengan luas area perkebunan serai wangi yang sangat luas, Indonesia dapat menjawab kebutuhan global minyak serai wangi yang terus meningkat. Pabrik akan didirikan pada 2023 dan mulai beroperasi pada 2025. Lokasi pembangunan pabrik ditetapkan akan didirkan di kawasan persawahan di Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi pabrik dengan mempertimbangkan tenaga kerja, ketersediaan lahan, pasar, ketersediaan bahan baku, dan aksesibilitas. Bahan baku utama dalam proses produksi adalah serai wangi sebanyak 1754 ton/tahun. Proses pengolahan minyak serai wangi dibagi menjadi beberapa proses yaitu size reduction, pre-treatment, ekstraksi dengan CO2 superkritis, dan separasi. Hasil akhir minyak serai wangi memiliki yield 4% dan 2,7%. Untuk mengetahui kelayakan pabrik, telah dilakukan analisa ekonomi yang meliputi perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Out Time (POT). Internal Rate of Return (IRR) pabrik ini adalah 34,64% Angka ini lebih besar dari WACC yaitu 10,8%. Modal pabrik akan kembali setelah pabrik beroperasi selama 3,16 tahun. Waktu ini relatif singkat jika dibandingkan dengan perkiraan umur pabrik 15 tahun. Dengan demikian, pabrik ini layak didirikan. ================================================================================================================================= The cosmetics industry is growing this period of time. One of the main sources of cosmetics is essential oils, a concentrated liquid containing aromatic compounds of plant origin. The diversity of flora in the area of tropical forests spread across Indonesia makes Indonesia the largest supplier of essential oils in the world, which is around 85%. With details of about 40 essential oils produced in Indonesia, 12 of them are developed on an industrial scale, including citronella oil. Citronella oil is an essential oil obtained by distillation from the citronella plant (Cymbopogon nardus). In addition, citronella oil can be used as a raw material for the soap industry, toothpaste and medicine, as well as vegetable pesticides. With a very large area of citronella plantations, Indonesia can answer the increasing global need for citronella oil. The plant will be established in 2023 and start operating in 2025. The factory construction site is set to be located in a rice field area in West Bandung, West Java. The selection of the location of the plant takes into account labor, land availability, market, availability of raw materials, and accessibility. The main raw material in the production process is citronella as much as 1754 tons / year. The processing process of citronella oil is divided into several processes, namely size reduction, pre-treatment, extraction with supercritical CO2, and separation. The finish of citronella oil has a yield of 4% and 2.7%. To determine the feasibility of the factory, an economic analysis has been carried out which includes the calculation of Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Pay Out Time (POT). The internal rate of return (IRR) of this plant is 34,64% This figure is greater than the WACC rate of 10,8%. The factory capital will return after the plant has been in operation for 3,16 years. This time is relatively short when compared to the estimated life of the plant of 15 years. Thus, the plant is worth establishing. 
Institution Info

Institut Teknologi Sepuluh Nopember