DETAIL DOCUMENT
Strategi Pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep
Total View This Week0
Institusion
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Author
Salim, Zhamira
Subject
HD30.28 Planning. Business planning. Strategic planning. 
Datestamp
2023-08-02 04:40:25 
Abstract :
Kecamatan Pasongsongan merupakan penghasil perikanan tangkap terbesar ketiga di Kabupaten Sumenep setelah Kecamatan Sapeken dan Raas. Potensi perikanan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap nilai PDRB. Dalam arahan RTRW Kabupaten Sumenep, Kecamatan Pasongsongan ditetapkan sebagai pusat kawasan minapolitan. Namun, sampai saat ini masih belum ada tindak lanjut dari proses pengembangannya. Saat ini ditemui kondisi TPI yang belum optimal dalam kegiatan pemasaran, kegiatan penangkapan serta kapal dan alat tangkap yang masih bersifat tradisional, kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti cold storage dan pabrik es, kurangnya pelayanan SPBN dalam menyediakan bahan bakar nelayan, dan masih adanya sistem ijon dalam kegiatan distribusi ikan hasil tangkapan. Permasalahan tersebut bisa berdampak terhadap menurunnya kesejahteraan nelayan dan pertumbuhan ekonomi wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap di Kecamatan Pasongsongan. Penelitian ini menggunakan tiga metode analisis yaitu: (1) Analisis Delphi yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap. (2) Analisis deskriptif kualitatif yang digunakan untuk identifikasi potensi dan masalah berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh; dan (3) Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap. Strategi pengembangan kawasan minapolitan diantaranya: Pengoptimalan fungsi TPI melalui pengaktifan kembali kegiatan pelelangan ikan di TPI serta melakukan pengawasan terhadap mekanisme pelelangan, peningkatan penggunaan mesin dan alat tangkap modern seperti kapal yang dilengkapi dengan cold storage, sonar, GPS, atau fishing drone, Pengadaan cold storage dengan kapasitas minimal 25 ton sebagai tempat penyimpanan hasil tangkapan dalam jangka waktu panjang untuk menjaga stabilitas produktivitas perikanan, pembangunan pabrik es dengan kapasitas produksi minimal 15 ton/hari, dan peningkatan pelayanan SPBN untuk mengakomodasi kebutuhan bahan bakar nelayan. ================================================================================================================================== Pasongsongan District is the third largest fisheries producer in Sumenep Regency after Sapeken and Raas District. This fisheries potential can contribute to GRDP. In the direction of RTRW in Sumenep Regency, Pasongsongan District is assigned as the center of the minapolitan area. However, until this time, there is no follow-up of the development process. Currently, there are found the conditions of Fish Auction Place that are not optimal in marketing activities; fishing activities, ships, and fishing gear that are still traditional; lack of supporting facilities and infrastructure, such as cold storage and ice factories; lack of Fisherman?s Refueling Station services in providing fisherman?s fuel; and ijon system (purchasing fish before they are caught) in fish distribution activities. Those problems can affect the decrease in the welfare of fishermen and regional economic growth. Therefore, this study aims to formulate strategies for developing a capture fisheries-based minapolitan area in Pasongsongan District. This study used three analysis methods: (1) Delphi Analysis, which was used to determine factors affecting the development of capture fisheries-based minapolitan area; (2) Descriptive qualitative analysis, which was used to identify the potentials and problems according to the affecting factors; and (3) SWOT Analysis, which was used to formulate strategies in developing capture fisheries-based minapolitan area. Strategies of capture fisheries-based minapolitan area were: Optimizing the function of Fish Auction Place by re-activating fish auction activities and monitoring the auction mechanism; Increasing the use of modern fishing gears and machines such as ships equipped by cold storage, sonar, GPS, or fishing drone; The provision of cold storage with the minimal capacity of 25 tonnes as a place to store catches in the long term in order to maintain the stability of fisheries productivity; The construction of ice factory with the minimal production capacity of 15 tonnes/day; and increasing the Fisherman's Refueling Station services to accommodate the fishermen's fuel needs. 
Institution Info

Institut Teknologi Sepuluh Nopember