DETAIL DOCUMENT
Ekstraksi Minyak Atsiri dari Daun Nilam (Pogostemn cablin Benth) dengan Menggunakan Metode Microwave Hydrodistillation dan Solvent-Free Microwave Extraction
Total View This Week9
Institusion
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Author
Syahputra, Mahmud Erfandi
Parasandi, Defina
Subject
TP Chemical technology 
Datestamp
2019-03-06 03:14:09 
Abstract :
Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman menghasil minyak atsiri yang cukup penting sebagai komoditi ekspor Indonesia dan menyumbang devisa sekitar 60% dari total ekspor minyak atsiri nasional. Dan saat ini produksi minyak nilam (Pogostemon cablin Benth) masih sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Umumnya, pengambilan minyak nilam masih menggunakan metode konvensional yaitu menggunakan hydrodistillation, steam-hydrodistillation, dan steam distillation yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan minyak dengan mutu yang bagus. Oleh karena itu saat ini telah dikembangkan metode untuk mengekstraksi minyak atsiri yang lebih efektif dan efisien salah satunya adalah metode microwave-assisted extraction. Dari beberapa metode microwave-assisted extraction tersebut, metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction merupakan metode yang masih potensial untuk digunakan mengekstraksi minyak nilam. Tujuan pada penelitian ini adalah membandingkan pengaruh penggunaan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction terhadap yield minyak nilam yang dihasilkan serta menentukan kondisi operasi optimum pada proses ekstraksi minyak nilam dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction yang meliputi daya microwave, rasio bahan baku terhadap volume solvent, rasio bahan terhadap volume distiller, kondisi bahan, ukuran bahan, dan waktu ekstraksi. Selain itu, pada penelitian ini juga akan dibandingkan kualitas dari minyak nilam yang diperoleh dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction dengan standar yang ada (SNI 06-2385-2006 dan ISO 3757:2002(E)). Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi daun nilam segar dan kering. Pada ekstraksi dengan metode microwave hydrodistillation dilakukan pada ukuran bahan baku utuh, setengah utuh (dipotong ukuran ±50% dari ukuran bahan baku utuh), dan cacah (dipotong hingga ukurannya ≤10% dari ukuran bahan baku utuh, daya microwave 150 W, 300 W, 450 W, dan 600 W, rasio antara massa bahan baku terhadap volume solvent adalah 0,3, 0,4, 0,5, dan 0,6 g/ml, dan dengan waktu ekstraksi selama 180 menit. Pada ekstraksi dengan metode solvent-free microwave extraction dilakukan pada ukuran bahan baku utuh, setengah utuh (dipotong ukuran ±50% dari ukuran bahan baku utuh), dan cacah (dipotong hingga ukurannya ≤10% dari ukuran bahan baku utuh, daya microwave 150 W, 300 W, 450 W, dan 600 W, rasio antara massa bahan baku terhadap volume distiller adalah 0,06, 0,08, 0,10, dan 0,12 g/ml, dan dengan waktu ekstraksi selama 90 menit. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekstraksi minyak nilam menggunakan metode solvent-free microwave extraction menghasilkan yield yang lebih besar jika dibandingkan dengan metode microwave hydrodistillation. Kondisi operasi optimal untuk ekstraksi daun nilam segar dan kering dengan menggunakan metode microwave hydrodistillation diperoleh ketika menggunakan daya microwave 450 W, ukuran bahan cacah, dan rasio massa bahan baku terhadap volume solvent 0,3 g/ml. Kondisi operasi optimal untuk ekstraksi daun nilam segar dengan menggunakan metode solvent-free microwave extraction diperoleh ketika menggunakan daya microwave 300 W, ukuran bahan cacah, dan rasio massa bahan baku terhadap volume distiller 0,06 g/ml. Sedangkan kondisi operasi optimal untuk ekstraksi daun nilam kering dengan menggunakan metode solvent-free microwave extraction diperoleh ketika menggunakan daya microwave 450 W, ukuran bahan utuh, dan rasio massa bahan baku terhadap volume distiller 0,06 g/ml. Berdasarkan hasil pengujian terhadap sifat fisik dari minyak nilam menunjukkan bahwa minyak nilam yang diperoleh dengan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction memiliki kualitas (berat jenis dan kelarutan) yang sama. Sedangkan pengujian terhadap sifat kimia dari minyak nilam menunjukkan bahwa kadar patchouli alcohol dari minyak nilam yang diperoleh dengan metode solvent-free microwave extraction lebih besar jika dibandingkan dengan yang diperoleh menggunakan metode microwave hydrodistillation. Berdasarkan hasil pengujian terhadap sifat fisik dan kimia, minyak nilam hasil ekstraksi menggunakan metode microwave hydrodistillation dan solvent-free microwave extraction telah sesuai dengan standar kualitas SNI 06-2385-2006 dan ISO 3757 : 2002 (E)). =========================================================================== Patchouli plant is one of essential oil which important as Indonesia export commodity and contribute foreign exchange about 60% from total foreign exchange of essential oil. Production of patchouli oil that are still very potential to be developed in Indonesia. Generally, the distillation of essential oil from patchouli cablin benth still use conventional method such as hydrodistillation, steam-hydrodistillation, and steam distillation which takes a long time to produce essential oil with a good quality 
Institution Info

Institut Teknologi Sepuluh Nopember