Abstract :
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memiliki potensi dan risiko bahaya, sehingga penyelenggaraan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu kewajiban agar tercipta lingkungan kerja yang aman dan selamat. Kecelakaan kerja yang merupakan indikasi bahwa implementasi program K3 belum berjalan baik, serta pembangunan gedung bertingkat tinggi dengan kendala evakuasi dan risiko yang lebih besar ketika terjadi bencana, merupakan faktor lain pentingnya implementasi program K3 yang terstruktur dan terintegrasi dengan baik. Salah satu langkah implementasi yang belum diterapkan di perguruan tinggi adalah penilaian dan evaluasi. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan checklist penilaian risiko K3 dan kesiapan mitigasi bahaya pada gedung perguruan tinggi sebagai alat ukur yang objektif. Checklist dikembangkan secara modular, sehingga dapat digunakan berdasarkan karakteristik ruangan penyusun suatu gedung. Dengan melakukan penilaian menggunakan checklist, didapatkan nilai tingkat implementasi K3. Sehingga dapat dibuat pemetaan tingkat bahaya menggunakan Tabel Implementasi K3 – Kecelakaan (Tabel TIK) yang terdiri atas 4 level, yaitu aman, waspada, rawan dan bahaya. Penilaian dan pemetaan dilakukan pada gedung Rektorat, Perpustakaan, Kantor Pusat Administrasi (KPA) dan Departemen Kimia ITS Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gedung Rektorat termasuk dalam level aman, dengan skor tingkat implementasi 4. Sedangkan gedung Perpustakaan, KPA dan Departemen Kimia termasuk dalam level waspada, dengan skor tingkat implementasi 3. Rekomendasi yang diberikan berupa perencanaan tindakan mitigasi risiko di ITS Surabaya yang dimulai pada tingkat institut dengan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) yang menjalankan fungsi sebagai pembuat kebijakan dan pengawas pelaksanaan program K3. P2K3 sebaiknya mampu merancang standar K3 untuk diterapkan di setiap unit kerja dan departemen sebagai upaya pemenuhan kesiapan dalam penanganan keadaan darurat, seperti penyediaan perlengkapan tanggap darurat, penyediaan prosedur tanggap darurat, pembentukan tim tanggap darurat, pengecekan perlengkapan secara berkala, serta penyelenggaraan pelatihan dan simulasi keadaan darurat.
=========================================================================================
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya has the potential and risks of danger, so the implementation of Occupational Safety and Health (OSH) is an obligation in order to create a safe and secure working environment. Working accidents are an indication that the implementation of the OSH program has not been going well, and the construction of high-rise buildings with greater evacuation and risk constraints in the event of a disaster is another important factor in the implementation of a well-structured and well-integrated OSH program. One of the implementation of OSH that have not been implemented in college building are assessment and evaluation. Therefore, the development of OSH assessment checklist and hazard mitigation preparedness on college building can be use as the objective measurement tools. Checklist are developed on a modular basis, so it can be used based on the characteristics of the building blocks of a building. By conducting an assessment using a checklist, the value of implementation level of OSH is obtained. So that the hazard level mapping can be made using OSH Implementation - Accident Table (TIK Table), which consist of 4 different levels, they are; safe, alert, vulnerable and dangerous. The assessment and mapping is done on Rectorate, Library, Administration Head Office (KPA) and Chemistry Department building of ITS Surabaya. The results show that the Rectorate building is included in a safe level, with an implementation level score of 4. Meanwhile, the Library building, KPA and Department of Chemistry are included in the level of alert, with the implementation level score 3. The recommendation given in this research will be in a form of risk mitigation planning for ITS Surabaya, started at institutional level by forming OSH committee (P2K3) whom will runs the function as policy maker and supervisor of OSH implementation programs. P2K3 should be able to design OSH standards to be implemented in each work unit and department as an effort to fulfill preparedness in emergency handling, such as providing emergency response equipment, providing emergency response procedures, forming emergency response teams, checking equipment regularly, and conducting training and simulation of emergency circumstances.