Abstract :
Daya dukung aksial dari pondasi tiang pancang pada
umunya dihitung menggunakan metoda berdasarkan 2 data,
yaitu data sondir dan data SPT. Metode yang digunakan
untuk menghitung daya dukung aksial dari pondasi tiang
berdasarkan data sondir adalah Philipponnat (1980)
sedangkan untuk menghitung daya dukung aksial
menggunakan data SPT dapat menggunakan rumus Luciano
Decourt (1966) dan Terzaghi dan Peck (1960), Bazaraa
(1967). Namun kenyataannya hasil perhitungan daya
dukung ultimate yang telah dihitung menggunakan rumus
empiris tidak sama 100% dengan daya dukung di lapangan.
Terdapat perbedaan antara perhitungan menggunakan rumus
empiris dengan hasil uji beban tiang yang dilaksanakan di
lapangan. Pada penelitian ini, akan membandingkan kecocokan antara
perhitungan daya dukung empiris dengan hasil uji beban
tiang yang dilaksanakan di lapangan. Metode interpretasi
hasil static loading test yang digunakan ada 3, yaitu Chin
(1970), Mazurkiewicz’s (1972), dan Kuadratic Hyperbolic
(Lastiasih, 2014). Selain itu juga akan dibuat sebuah
program yang dapat membantu perhitungan hasil uji beban
di lapangan berdasarkan ke-3 metode interpretasi tersebut.
Dengan mengetahui faktor koreksi dari masing-masing
metode interpretasi maka faktor tersebut dapat dipakai untuk
mengoreksi besar daya dukung ultimate dari rumus empiris.
Dengan tujuan untuk mendapatkan daya dukung aksial
pondasi yang aktual sehingga perencanaan pondasi tiang bor
dapat dievaluasi keandalannya.
Dengan dibuatnya penelitian ini diharapkan perencanaan
pondasi tiang bor dapat lebih akurat dan lebih efisien baik
dari segi biaya maupun waktu.
=======================================================================================================
Axial bearing capacity of pile foundation in general is calculated
using a method based on two data, that data is sondir and SPT
data. The method used to calculate the axial bearing capacity of
pile foundation based on data sondir is Philipponnat (1980) and
for calculating the axial bearing capacity using SPT data can use
the formula Decourt Luciano (1966) and Terzaghi and Peck
(1960), Bazaraa (1967). But in reality the result of the calculation
of the ultimate bearing capacity has been calculated using the
empirical formula does not equal 100% with a carrying capacity
in the field. There are differences between the calculations using
the empirical formula with the results of the pile load tests carried
out in the field.
In this study, will compare the fit between the empirical bearing
capacity calculation with pole load test results carried out in the
field. Interpretation methods static loading test results used was 3,
which Chin (1970), Mazurkiewicz's (1972), and Kuadratic
Hyperbolic (Lastiasih, 2014). They will also be made a program that can help calculating the load test results in the field based on
all the three methods of interpretation.
By knowing the correction factor of each method, the
interpretation of these factors can be used to correct for the
ultimate big carrying capacity of the empirical formula. With the
aim to obtain the axial bearing capacity so that the actual
foundation pile foundation design can be evaluated reliability.
With the making of this study are expected to pile foundation
design can be more accurate and more efficient in terms of both
cost and time.
Keywords: programming, axial bearing capacity, method of
interpretation of the results of static loading test, Kuadratic
Hyperbolic Method.