Institusion
Politeknik Kesehatan RS Dr Soepraoen Kesdam V
Author
Andriyani, Aliffia Francisca
Subject
R Medicine (General)
Datestamp
2024-05-15 06:02:36
Abstract :
Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. Y mulai dari kehamilan
trimester III hingga perencanaan penggunaan alat kontrasepsi, dilakukan DI
Klinik Budhi Asih Turen Kabupaten Malang. Dimana pada kasus Ny. Y tergolong
pada kehamilan resiko tinggi, dikarenakan pasien mengalami Hipertensi saat
menginjak kehamilan 21-22 minggu.
Pada asuhan kehamilan didapatkan bahwa Ny. Y mengalami hipertensi
dan bengkak pada kedua kakinya, serta mengalami kecemasan mengenai
proses persalinan yang akan dihadapinya. Pada saat dilakukan tes laboratorium
didapatkan bahwa protein urin negatif. Sehingga pada kasus ini penulis
memberikan beberapa KIE mengenai tanda-tanda preeklamsia, tanda-tanda
persalinan, pola gizi yang harus dipenuhi oleh pasien, pola istirahat pasien, juga
cara mengolah stress yang tepat.
Pada asuhan persalinan, pasien masih bisa melakukan persalinan secara
normal, karena tekanan darah masih berkisar di angka 140/100 mmHg. Penulis
melakukan observasi secara berkala mengenai tekanan darah pasien, keadaan
umum pasien, dan denyut jantung janin. Karena kasus Ny. Y merupakan kasus
dengan resiko tinggi, maka bidan memberikan persiapan untuk rujukan (BAKSO
KU) karena dikhawatirkan akan adanya komplikasi lain yang terjadi.
Asuhan pada bayi baru lahir dilakukan pemeriksaan secara lengkap,
mulai dari tanda-tanda vital hingga fisik. Bayi lahir spontan, gerak aktif, warna
merah muda dengan BB 3500 gram dan PB 51 cm pada pukul 04.03 WIB, 18
Desember 2019, dengan jenis kelamin laki-laki. Kunjungan neonatus dilakukan 3
kali, dimana dilakukan pada bayi usia 6 jam, 6 hari, dan 2 minggu.
Asuhan pada nifas dilakukan 3 kali, dimana dilakukan pada 6 jam, 6 hari,
dan 2 minggu. Untuk setiap kunjungan dilakukan pemeriksaan tekanan darah,
perdarahan, kontraksi, dan tinggi fundus uterus. Namun, kunjungan pada hari ke6
ditemukan satu permasalahan, dimana kaki pasien kembali bengkak dengan
penyebabnya berupa penggunaan stagen, grita yang terlalu ketat. Sehingga
penulis memberikan KIE untuk tidak menggunakan stagen, grita yang terlalu
ketat. Penulis juga memberikan beberapa KIE mengenai tanda bahaya
postpartum, cara menyusui bayi, pola gizi, pola kebersihan, dan lainnya.
Pada kunjungan perencanaan penggunaan alat kontrasepsi, ditemukan
satu kesenjangan. Dimana pasien lebih memilih menggunakan KB suntik 3 bulan
yang tergolong pada kontrasepsi hormonal. Sedangkan pada teori, pasien
dengan riwayat hipertensi tidak diperbolehkan untuk menggunakan kontrasepsi
hormonal dan lebih disarankan untuk penggunaan KB IUD. Namun, pasien tetap
menginginkan untuk penggunaan KB suntik 3 bulan, karena pasien tidak berani
menggunakan KB IUD juga tidak mendapatkan ijin dari sang suami. Penulis
mengingatkan kembali mengenai risiko yang akan didapatkan oleh pasien
dengan riwayat Hipertensi dalam penggunaan KB suntik 3 bulan.